"Satu di antara yang terkait penerbangan jarak jauh pulang pergi," ujar Zaenal Muttaqin.
"Jadi di sini awak kabin pergi Jakarta-Sydney, Sydney-Jakarta, sedangkan pilotnya menginap di Sydney."
"Ini tidak pernah terjadi dalam kepemimpinan Garuda sebelumnya," kata dia.
Zaenal Muttaqin menceritakan perjalanan dimulai dari Jakarta pada malam hari, kemudian sampai Sydney pada pagi harinya.
Kemudian awak kabin langsung kembali ke Jakarta dan sampai di sore hari.
Hal tersebut membuat beberapa awak kabin yang mengalami kelelahan berkepanjangan.
Tidak hanya itu, Zaenal Muttaqin menyebutkan enam hingga tujuh awak kabin masuk rumah sakit lantaran diopname.
"Jadi ini sangat menyakitkan kami sebagai awak kabin, bayangkan dari Jakarta-Sydney-Jakarta itu dimulai penerbangan di malam hari sampai sana pagi kemudian kita balik lagi sampai ke Jakarta sore hari," cerita Zaenal Muttaqin.
"Banyak teman-teman kita yang mengalami kelelahan berkepanjangan, kemudian banyak yang diopname, sekitar enam sampai tujuh orang," tambahnya.
Keputusan lain yang diterapkan oleh Ari Askhara selama menjabat sebagai Direktur Utama Garuda, adanya diskriminasi terhadap kebijakan usia pensiun.
Ari Askhara mengubah usia pensiun dari 56 tahun menjadi 57 tahun dan berlaku khusus pegawai darat.
Zaenal Muttaqin menyayangkan mengapa ada perbedaan usia pensiun padahal mereka merupakan pegawai di perusahaan yang sama.
Keputusan tersebut juga tidak dibicarakan terlebih dahulu oleh IKAGI.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)