TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih menghadiri pentas #PrestasiTanpaKorupsi di SMK Negeri 57, Jakarta Selatan ketimbang memenuhi undangan pimpinan KPK untuk hadir dalam puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) yang digelar di Gedung Penunjang KPK, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Padahal, kehadiran Jokowi dinantikan para pimpinan KPK. Ketua KPK Agus Rahardjo berharap dapat menyampaikan perkembangan JAGA, aplikasi untuk memantau pelayanan publik yang diluncurkan Jokowi bersama KPK pada 2016 lalu.
Sementara Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengaku ingin Hakordia 2019 menjadi momentum baginya untuk bersalaman dan berpelukan terakhir kalinya dengan Jokowi.
Baca: Hukuman Mati Koruptor Bisa Diterapkan Asalkan Ada Kehendak Masyarakat
Hal ini lantaran Saut, Agus dan pimpinan KPK Jilid IV periode 2015-2019 akan purna tugas pada 21 Desember mendatang.
Tanpa kehadiran Jokowi, harapan Agus dan Saut pun pupus. Namun, Saut optimistis masih ada kesempatan berikutnya untuk dapat bertemu dengan Jokowi sebelum posisinya di KPK digantikan oleh pimpinan jilid V nanti.
"Mungkin sibuk ya tapi nanti masih ada lain waktu ya untuk ketemu. Tadi kan kalau datang ingin dipeluk," ucap Saut di Gedung Penunjang KPK, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2019).
Baca: Datang ke Acara di KPK, AHY Tampil Brewokan
Saut mengaku tak kecewa dengan keputusan Jokowi yang lebih memilih ke SMKN 57 ketimbang ke KPK. Menurutnya hal tersebut sepenuhnya kewenangan Jokowi.
"Ya nggak boleh dong (kecewa). Kan Presiden harus memutuskan dia bertemu dengan siapa," katanya.
Apalagi, kata Saut, Jokowi menugaskan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk menghadiri Hakordia di KPK. Menurut Saut, pilihan Jokowi ke SMKN 57 dengan pertimbangan sikap antikorupsi harus dibangun sejak dini.
"Karena bagaimana pun kan kalau kita masuk jenjang pendidikan, semua jenjang pendidikan harus masuk. Jadi bagus lah jadi nanti generasi muda. Mungkin membagi waktu dengan wakilnya," kata Saut.