"Dan kita lihat sangat berani, kita lihat bagaimana perayaan 17 Agustus, bagaimana dia, perayaan-perayaan itu betul-betul menjadikan dirinya sebagai the hero dan jangan ganggu saya, kira-kira begitu," jelasnya.
Said Didu menegaskan sosok seperti Ari Askhara adalah musuk utama dalam pemilihan direksi BUMN.
Dirinya juga sempat memberikan pesan pada Erick Thohir terkait pemilihan direksi BUMN.
"Ini adalah musuh utama dalam pemilihan direksi BUMN, saya katakan ke pak menteri BUMN (Erick Thohir), sekali Bapak menggunakan variabel non profesional untuk memilih direksi, maka rusak BUMN,"
"Saya berharap ini adalah kelihatannya hanya puncak gunung es, dari proses pemilihan direksi selama Bu Rini (Rini Soemarno) menteri. Saya tahu banyak direksi yang kelakuannya mirip dengan Ari Askhara ini, dan juga pindah-pindah setiap saat." ungkap Said Didu.
Diketahui sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyampaikan ada empat Direktur Garuda Indonesia, termasuk Ari Askhara, yang ada di pesawat Airbus A330-900, tidak mengantongi izin dinas dari kementerian.
"Ya itu hasil investigasi dari teman-teman komisaris bahwa mereka berangkat ke luar negeri tanpa ada izin dari Menteri BUMN," ujarnya, dilansir YouTube KompasTV, Jumat (6/12/2019).
Lebih lanjut, Arya menyebutkan hal tersebut sesuai surat edaran tahun 2015 sebagai acuan komisaris.
"Sesuai dengan surat edaran tahun 2015, itu mungkin acuan dipegang oleh teman-teman dari komite audit komisaris."
"Jadi kita menerima saja apa yang ada itu dari komisaris," jelasnya.
Staf Khusus Menteri BUMN ini juga mengatakan, sepanjang profitnya bagus tidak ada persoalan, tetapi juga harus ada etika.
"Bahwa sebenarnya, kalau sepanjang bottom line-nya bagus nggak masalah tetapi harus ada etika lah, masak berangkat semua, nanti siapa yang ngerjain," tegasnya.
Ia kembali menyampaikan jika perjalanan tersebut merupakan urusan bisnis diperbolehkan saja, namun tidak dicampur urusan liburan.
"Ya kalau itu berurusan dengan bisnis, Pak Erick selalu mengatakan urusan bisnis ya silahkan, tapi jangan dicampur-campur urusan liburan, wisata."
"Kalau wisata ya wisata saja, nggak perlu urusan kerja didomplengi dengan urusan pekerjaan," ujar Arya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)