"Sudah 34 tahun kita tidak bisa membangun kilang minyak, kebangetan," ungkap Jokowi.
B30 merupakan program pencampuran minyak sawit mentah (Crude Palm Oils/CPO) sebanyak 30 persen ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar.
Program ini merupakan cara pemerintah untuk menekan tingginya impor minyak.
Sebab, impor minyak menjadi kontributor utama dalam pembengkakan defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan.
Selain itu, program ini diharapkan mampu menjadi energi baru terbarukan bagi pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia.
Sebelumnya, setelah pertemuannya dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/12/2019) lalu, Ahok sempat menyampaikan isi pertemuannya bersama Jokowi.
Di hadapan awak media, Ahok mempertanyakan siapa saja yang menerima subsidi migas dari Pertamina.
Menurutnya, kebutuhan migas masyarakat selalu dikatakan habis.
"Siapa sebetulnya yang mendapat subsidi, karena selamanya selalu bilang habis," ujar Ahok.
Mantan Gubernur Jakarta ini menyampaikan, tugasnya sebagai Komisaris Utama Pertamina adalah mengurus bidang manajemen.
"Tugas saya kan bukan mencampuri bisnis Pertamina, tugas saya itu mengurusi manajemennya," ungkapnya.
Ahok mengatakan, Nicke Widyawati selaku dirut yang mengurus proses bisnis Pertamina, bukan dirinya.
"Beliau (Nicke) yang mengurusi bisnis, karena saya komut bukan dirut, " lanjut Ahok.
(Tribunnews.com/Nuryanti)