News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sambangi PGI, Presiden PKS : Saya Mencari Teman

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden PKS Sohibul Iman bertemu dengan Ketum PGI Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang dan pengurus PGI, di Kantor PGI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan silaturahmi kebangsaan dengan mengunjungi pengurus Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), di Kantor PGI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).

Pascapertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan kehadirannya adalah untuk lebih mengenal PGI dan mencari teman.

"PKS ingin mengenal lebih jauh tentang PGI dan kami PKS juga ingin memperkenalkan lebih jauh tentang PKS terutama tentang sikap-sikap kebangsaan dan kemasyarakatan," ujar Sohibul, kepada awak media.

"Saya katakan jelas mencari teman karena pada dasarnya 1.000 teman belum cukup, sementara satu lawan itu kebanyakan. Jadi kami kawan banyak tapi tentu kami tidak merasa bahwa itu cukup, kami harus cari teman," imbuhnya.

Sohibul mengatakan pihaknya dan PGI sepakat untuk terus membangun Indonesia yang lebih baik dengan memanfaatkan dengan mensinergikan keberagaman yang kita miliki, baik suku bangsa atau agama.

Sementara itu, Ketua Umum PGI Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang mengatakan pihaknya menghargai dan menerima kunjungan PKS ke kantor PGI dengan suka cita.

"Dalam percakapan ini ternyata memang kalau nggak bertemu, nggak kenal maka nggak sayang kan? Tapi dengan perjumpaan ini, melalui sharing membuat kita sadar bahwa kita membutuhkan persaudaraan yang lebih baik," ujar Henriete.

Henriete menilai semua pihak harus saling menguatkan dan mendukung demi kemaslahatan masyarakat. Ia pun menegaskan PGI bersama dengan gereja-gereja anggota sangat terbuka untuk mengembangkan kerjasama lintas iman dan budaya tersebut.

"Itu saya kira PR (pekerjaan rumah) kita ke depan. Bagaimana memulai dari keluarga, tingkat yang paling mendasar di masyarakat untuk dapat mulai kerjasama, saling peduli, saling memperhatikan," kata dia.

"Sebab kalau tidak, nilai-nilai kearifan lokal yang kita miliki tergerus arus modernisasi yang memang makin membuat kita semakin egois dan semakin tidak peduli dengan yang lain. Semakin serakah dan itu yang menjadi potensi memecah belah bangsa ini. Jadi saya kira kami semua sangat gembira dengan percakapan ini dan semoga ini akan berlanjut terus," tandas Henriete.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini