TRIBUNNEWS.COM, SAMBOJ A - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal sindiran Susi Pudjiastuti kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, terkait ekspor bibit lobster.
Menurut Jokowi, setiap kebijakan yang diambil tingkat kementerian harus membawa manfaat bagi negara dan semua pihak, dalam hal ini nelayan serta lingkungan.
"Ekspor dan tidak ekspor hitungannya dari situ, jangan hanya melihat lingkungan saja, tapi nilai ekonominya dilihat. Tapi juga jangan nilai ekonominya saja, lingkungannya juga harus dipelihara," ujar Jokowi usai resmikan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Samboja, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).
Baca: Wacana Edhy Prabowo Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti Tak Terima Lobster Disamakan dengan Nikel
"Keseimbangan antara itu yang penting, bukan hanya bilang jangan. Tidak, mestinya keseimbangan itu yang diperlukan," sambung Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan, kegiatan ekspor bibit lobster tidak boleh dilakukan secara serampangan dan melakukan penangkapan sekala besar, tanpa memperhatikan keberlangsungan ke depan.
"Saya kira pakar-pakarnya tahu bagaimana tetap menjaga lingkungan, agar benih lobster tidak diselundupkan, tidak diekspor awur-awuran, tapi juga nelayan mendapat manfaat dari sana, nilai tambah ada di negara kita," tutur Jokowi.
Baca: Menteri KKP Edhy Prabowo Tegaskan Ingin Lobster Dapat Dibesarkan 100 Persen di Indonesia
Diketahui saat era Susi masih menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, larangan ekspor benih lobster tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 56 Tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan dari Indonesia.
Kini Edhy berencana merevisi aturan itu. Mengetahui larangan ekspor benih lobster akan dihilangkan, Susi melontarkan kritik lewat twitter pribadinya, @susipudjiastuti.
Dalam 'cuitannya', Susi menyebut lobster memiliki nilai ekonomi tinggi.
"Lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menjual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak. Astagfirulah. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dari-Nya," kata Susi.