Dalam satu hari ia mendapati aduan 3 hingga 6 kali oleh warga kota Solo.
Menurut Janu saat ini memang masanya telur ular menetas.
"Setelah bertelur induknya akan meninggalkan telur-telurnya tinggalkan, sampai dua bulan akan menetas," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (17/12/2019).
Jika menemukan ular, maka warga hendaknya tidak usah panik.
Sebab ular tidak memiliki pengelihatan dan pendengaran yang baik.
Ular hanya merespon dari getaran yang ular rasakan seperti getaran suara.
Adanya teror ular kobra ini warga dihimbau agar melapor langsung pada ahlinya untuk membantu proses evakuasi ular.
Pengaduan tersebut dapat dilakukan melalui akun Instagram @exalos_indonesia atau akun Facebook Eksotik Animal Lover Indonesia.
Lalu, juga ada nomor telepon aktif yang dapat dihubungi yakni 08386909727.
Janu mengatakan ia bersama teamnya akan siap sedia dalam 24 jam.
"Laporan yang masuk akan di-share di group kami, lalu yang longgar atau terdekat akan segera menangani," jelasnya.
Lebih lanjut ia memberi keterangan bahwa anggota komunitasnya tersebut berjumlah sekitar 60 orang.
Selain menangani ular, komunitas pecinta ular, Exalos Indonesia juga dapat memberikan edukasi mengenai ular.
Selain keberadaan komunitas ini di kota kelahiran Presiden Jokowi, ada pula petugas Pemadam Kebakaran yang siap sedia menangani kasus teror ular.
Kabid Bidang Pemadam Kebakaran Sukoharjo, Margono mengatakan akan menangani kasus peneroran ular kobra yang sedang marak terjadi di Indonesia, salah satunya kota Solo.
"Masyarakat juga bisa menghubungi jika menemukan sarang ular di nomor (0271) 593113," kata Margono.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)