TRIBUNNEWS.COM - Aktivis Antikorupsi Haris Azhar memberikan gambaran imajinasinya terhadap Dewan Pengawas (Dewas) KPK yang akan dilantik bersama komisioner KPK periode 2019-2023 pada, Jumat (20/12/2019).
Dilansir Tribunnews.com dari program Dua Sisi yang diunggah oleh kanal YouTube Talk Show TvOne, Kamis (19/12/2019), Haris mengibaratkan Dewas KPK seperti jamur.
Pernyataan ini muncul sebagai kritik Haris terhadap sistem pemilihan Dewas KPK yang dipilih oleh presiden.
Haris Azhar menganggap tidak seharusnya Dewas ditunjuk langsung oleh presiden.
Terlebih seperti yang tercantum dalam revisi Undang-Undang KPK, Dewas bersifat institusional.
"Nah ketika masuk di Dewas yang ditunjuk oleh presiden, dalam pengalaman republik ini sejauh yang dapat saya ingat, penunjukan presiden itu hanya untuk kasus tertentu dalam kurun waktu tertentu," ujar Haris.
"Kalau dia bersifat institusional, maka dalam konteks demokrasi dia harus diuji seperti pemilihan pimpinan KPK atau komisi-komisi negara yang lain. Nah datang di presiden hanya di cek akhir, distempel lewat Keppres keluar," imbuhnya.
Bagi Haris, Dewas KPK yang ditunjuk oleh presiden tidak melalui seleksi yang trasnparan dan independen.
Tidak dapat dipungkiri jika akhirnya timbul persepsi bahwa Dewas KPK akan menjadi pintu masuk presiden dalam mengendalikan KPK.
Hal ini lah yang membuat Haris menganggap Dewas sebagai Jamur.
Menurutnya, akar jamur ini akan mencengkeram gedung KPK, sementara payung jamurnya sampai ke Istana.
"Jadi ini ada bangunan KPK tiba-tiba masuk ini barang baru (Dewas)," terang Haris.
"Gambaran imajinasi saya soal Dewas seperti jamur, mencengkeram gedung KPK, tapi kupingnya-kupingnya jamur itu sampai Istana," imbuhnya.
Disinggung terkait kabar kandidat Dewas yang diusulkan Jokowi merupakan nama-nama yang baik, Haris menyebut yang sekarang dibahas saat ini soal sistem bukan orang baik.