Kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Tampak pula Menteri Koordinasi Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Lalu, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup yakni Siti Nurbaya Bakar, Ketua Dharma Pertiwi Nani Hadicahyanto, dan Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembinaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menilai penting untuk menyelenggarakan Hari Ibu yang mendorong kaum wanita untuk terlibat di dalam proses pembangunan.
Dukungan kepada kaum wanita ini selaras dengan Sila Kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Sila ini mengakui persamaan derajat, kesetaraan hak dan kwajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan jenis kelamin, suku, keturunan, agama, kepercayaan, warna kulit, dan status sosial.
Oleh karena itu, penyelengaraan Hari Ibu oleh BPIP ini sangat penting untuk dilaksanakan agar menjadi momentum bagi para pembuat kebijakan untuk memperhatikan peranan wanita dalam proses pembangunan di negeri ini.
Indonesia pernah memiliki Presiden ke-5 yaitu seorang perempuan.
Selain itu juga pernah memiliki wakil presiden dan kini mempunyai ketua DPR yang juga seorang perempuan.
Peran perempuan sangatlah penting dan berarti di dalam kehidupan kita.
Fakta sejarah ini merupakan satu prestasi membanggakan yang menjadi pemantik semakin mantapnya langkah para wanita berprestasi untuk ikut berperan dalam proses pembangunan di negeri ini.
Baca: Sri Mulyani: Utamakan Dialog untuk Antisipasi Eksklusivitas Kelompok Agama
Baca: Ungkit Dirinya Pernah Menjadi Presiden, Megawati Sebut Perempuan Bisa Jadi Panglima TNI
Baca: Cerita Megawati Kesepian di Tengah Hiruk-Pikuk Politik Nasional
Baca: Hari Ibu, Megawati Keluhkan Perempuan yang Tak Mau Terjun ke Dunia Politik: Masuk Politik Itu Tabu!
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)