Najwa mengaku, saat wawancara tersebut, dirinya merasa tidak seperti wawancara.
Najwa merasa dirinya sedang mendengarkan curahan hati seseorang yang saat itu sedang ditinggal belahan jiwanya pergi.
"Seseorang yang ketika itu saya tafsirkan sedang patah hati, tapi ketika saya konfirmasi, anda patah hati, dia tidak menjawab patah hati.
Dia bilang separuh jiwa saya pergi," kata Najwa.
Tak hanya itu, Najwa masih sangat ingat hingga sekarang dengan kata-kata yang diucapkan Habibie.
"Saya tidak pernah menyangka hubungan dua manusia bisa sedemikian indah, tapi perih, katanya," ucap Najwa.
"Disetiap sudut mata saya, selalu ada Ainun, kemanapun saya melihat pasti ada Ainun," kata Najwa.
Najwa menyebut, saat menceritakan soal kepergian Ainun, Habibie bercerita dengan cucuran air mata.
Namun Najwa mengaku, dirinya berusaha untuk tetap tegar menatap Habibie.
"Jadi memang agak sulit momen itu, cuma itu momen dimana saya merasa yaitu betapa cinta adalah diksi yang sempurna untuk menggambarkan Baharudin Jusuf Habibie," jelas Najwa.
Lebih lanjut, Najwa pun mengungkapkan dirinya belajar cinta pada sosok Habibie.
Menurut Najwa, ada dua jenis cinta yang dikatakan oleh Habibie.
"Ada cinta dimana dua manusia bertemu, memutuskan untuk memberikan segala yang mereka punya sampai maut menjemput salah satu dari mereka, dan itu namanya cinta sejati," kata Najwa.
Najwa pun kemudian menjelaskan, soal kata-kata Habibie yang disampaikan kepada dirinya bahwa cinta Habibie dan Ainun adalah cinta ilahi.
"Yang terjadi pada Ainun adalah, maut menjemput Ainun, 'saya sudah tidak lagi bisa berbicara dan memegangnya tapi saya masih bisa merasakan kehadirannya, itu artinya maut pun tidak bisa memisahkan kami dan itu namanya cinta ilahi'," ujar Najwa.
Najwa menuturkan, dirinya masih mengingat betul kata-kata yang disampaikan Habibie kepada dirinya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)