Saat ditanya, ia menjelaskan definisi sebutan penuh seluruh adalah cinta yang diberikan oleh Habibie tidak lah tanggung.
"Saya merasa sekarang orang kalau cinta, nanggung dan ada syaratnya. Bapak-bapak tolong disimak," ujar Najwa dengan diiringi tawa peserta talkshow.
Habibie selalu memberikan cintanya keseluruhan dengan penuh.
"Tapi dengan Eyang Habibie, itu cintanya penuh seluruh. Cinta pada Ainunnya selalu sungguh dan kalau bicara cinta pada Indonesia juga tidak tanggung-tanggung," ujarnya.
Bahkan ketika wafatnya Hasri Ainun Besari wafat pada 22 Mei 2010, Habibie tidak ingin membuka diri untuk bertemu dengan wartawan.
"Ketika Ibu Ainun wafat, ketika itu seluruh wartawan mengejar ingin mewawancarai Eyang Habibie. Tapi ketika itu [Habibie] belum mau dan memang masih masa-masa yang sangat sulit untuk diwawancarai dan meminta tidak ada wawancara sama sekali."
Lalu, setelah 40 hari pasca Ainun wafat tersebut, Habibie baru mau membuka diri untuk diwawancarai wartawan.
Informasi kemauan Habibie untuk diwawancarai tersebut datang melalui keterangannya yang ia dapat dari Direktur Executive Habibie Center, Rahimah Abdulrahim.
Najwa mengatakan, saat itu Rahimah yang ia panggil dengan sapaan Mbak Imah menguhubunginya dan mengatakan bahwa Habibie sudah bersedia diwawancara.
Najwa pun menjadi wartawan pertama yang berhasil mewawancarai Habibie.
Pihaknya menjelaskan momen berbincangnya dengan Habibie saat itu tidaklah seperti suasana yang sedang berwawancara.
Ia mengaku, rasanya saat itu ia sedang mendengarkan curahan hati seseorang yang patah hati.
"Tapi ketika saya konfirmasi, 'Anda patah hati?', dia bilang dia tidak menjawab patah hati. Dia bilang,' Separuh jiwa saya pergi', dan itu kemudian kita jadikan judul 'Separuh Jiwa Saya Pergi'," jelas Najwa.
Ia juga mengutip satu di antara kata-kata Habibie saat momen wawancaranya kala itu.