"Semuanya harus dari tempat keberangkatan, kalaupun ada di agen sudah langsung terkoneksi dengan operator," ujar Budi.
Kejadian seperti ini, Budi menyebut para pengemudi mencari uang untuk tambahan penghasilan.
Budi juga mengatakan pada saat perbaikan sistem oleh salah satu operator, terdapat eksistensi dari pengemudi.
"Karena terbiasa cukup lama dengan model bisnis yang seperti sekarang (mengangkut penumpang di jalan)," tegas Budi Setiyadi.
Diketahui, Bus Sriwijaya dengan pelat nomor BD 7031 AU rute Bengkulu- Palembang mengalami kecelakaan terjun ke dalam jurang Liku Lematang Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) dini hari.
Setidaknya 35 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara menyebut lokasi kejadian di Liku Lematang yang menewaskan 35 orang itu memang rawan kecelakaan.
Dolly Gumara mengatakan kawasan Lematang sering terjadi kecelakaan kecil, seperti terserempet dan lain sebagainya.
Namun, untuk bus masuk jurang, berdasarkan data terakhir juga pernah terjadi pada tahun 1993.
"Namun, untuk kejadian terbesar (kecelakaan) di Liku Lematang adalah kejadian kemarin malam (bus Sriwijaya)," ujar dia.
Dolly pun menjelaskan kondisi jalan sekitar Liku Lematang.
Ia menyebut Liku Lematang memiliki karakteristik jalan berada di tepi tebing.
"Di tepi tebing berjarak sekitar 3 meter kemudian disisi badan jalan cukup sempit dengan badan jalan," ujar Dolly.