Untuk itu, Erick Thohir tengah berusaha untuk melakukan perampingan perusahaan di BUMN.
"Misalnya kita punya 85 hotel, dimiliki oleh 22 perusahaan alangkah indahnya kalau digabungkan jadi satu," ucapnya.
Dengan begitu, perusahaan hotel tersebut juga bisa berkontribusi untuk membeli barang-barang Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam negeri.
"Furniture nya dari UKM, shampoo nya dari Indonesia, kan itu menjadi sebuah lokomotif baru," paparnya.
Namun, tidak boleh dikelola secara asal-asalan.
"Kita cari work class partner ataupun orang-orang dari swasta ataupun dari BUMN sendiri yang punya visi yang sama," ungkap Erick Thohir.
Lebih lanjut, Erick Thohir memberi contoh soal ketidakefisienan yang terjadi di perusahaan Garuda Indoensia.
"Misalnya juga kaya kemarin, lucu-lucuan aja, Garuda Tauberes Indoensia," terangnya.
Erick Thohir menuturkan, bisnis perusahaan Garuda sudah ada kargonya.
Harusnya tidak perlu membuat perusahaan baru lagi secara online.
"Secara entrepreneur iIu kan tinggal bikin divisi saja, tidak perlu bikin perusahaan-perusahaan, jumlah direksinya ada banyak, komisarisnya ada lagi," paparnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)