TRIBUNNEWS.COM - Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI, Helmy Yahya dipecat dari jabatannya.
Pemecatan itu adalah buntut dari kisruhnya Helmy dan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI sejak awal Desember 2019.
Akibatnya, karyawan TVRI pun tidak terima terdepaknya Helmy dari jabatan Dirut.
Mereka menyegel ruang kerja milik Dewas TVRI sebagai bentuk protes setelah kabar pemecatan Helmy mencuat.
Video dari karyawan yang tampak protes pun tersebar di jagat maya.
Mantan Anggota DPR-RI Roy Surya ikut mengunggah video karyawan TVRI yang menyegel ruang kerja Dewas.
Ia mengunggah video itu di laman Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2, Jumat (17/1/2020).
Dalam video terlihat sejumlah karyawan dengan raut wajah tegang sedang berkumpul di depan ruang kerja Dewas.
Terlihat pula pintu masuk ruang kerja Dewas sudah tersegel.
Dalam cuitannya, Roy Suryo menuliskan konflik dalam internal TVRI bisa merugikan rakyat.
"Tweeps, Sekali lagi, LPP @TVRINasional ini adalah Aset Bangsa & Kebanggaan Indonesia, Bahkan akhir2 ini Tayangan2nya mulai "kembali" dicintai Masyarakat. Kalau konflik Dewas & Direksi begini saja tidak bisa diselesaikan oleh Pemerintah / @DPR_RI, maka yg rugi juga tetap Rakyat." tulis Roy Suryo dalam cuitannya.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, mantan Menpora itu menyayangkan jika kisruhnya TVRI akan berdampak kepada rakyat.
"Kalau terus terjadi konflik maka TVRI akan dijauhi kembali oleh masyarakat. Maka saran saya harusnya Menkominfo jangan membiarkan ini."
"Mereka bersama DPR-RI Komisi 1 harus tegas bergerak untuk mengambil alih dengan cepat supaya masyarakat tidak akan merugi," ujarnya kepada Tribunnews.com, Jumat (17/1/2020).