"Padahal kalau saya dalam posisi sistem kerajaan mungkin saya ketawa loh lihat sistem demokrasi," tegasnya.
Sujiwo melanjutkan, apa yang diatur dalam sistem demokrasi justru lebih tak masuk akal dibandingkan dengan sistem kerajaan.
"Gimana saya engga ketawa? Wong kebenaran diukur dari benarnya orang banyak," ujarnya.
"Sangat enggak masuk akal, kebenaran itu ditentukan oleh para ahli," tambahnya.
Sujiwo Sebut Sistem Demokrasi Seperti Mitos
Pria asli Jawa Timur itu justru menyebut sistem demokrasi seperti mitos.
"Di dalam demokrasi kebenaran ditentukan oleh benarnya orang banyak," katanya.
"Itu sudah mitos, sama dengan keris, sama dengan dupa."
Tak hanya itu, Sujiwo juga menyinggung soal sistem pemilihan umum yang diterapkan di negeri ini.
"Kita ketawa terhadap dupa kemenyan di dalam zaman kerajaan," kata dia.
"Tapi engga ketawa di dalam sistem pemilihan umum."
Sujiwo sekali lagi menegaskan bahwa sistem demokrasi tak masuk akal.
Hal itu disebabkan karena dalam sistem demokrasi, suara kaum terpelajar dan tak terpelajar dianggap sama.
"Bukan saya merendahkan tukang becak, petani, bagaimana suara tukang becak disamakan dengan profesor. Engga masuk akal," terangnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)