TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menilai rencana kebijakan pemerintah mencabut subsidi gas elpiji 3 kg adalah pembuktian dari presiden tak paham Pancasila.
Lantaran rencana kebijakan ini telah melanggar sila lima dalam Pancasila yang berbunyi 'Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia'.
Meskipun dalam pelaksanaannya nanti gas elpiji 3 kg akan tetap disubsidi namun hanya untuk rakyat miskin.
Rocky menyebut pencabutan subsidi tersebut telah merampas kebutuhan dasar dari masyarakat, khususnya rakyat kecil.
Pernyataan Rocky tersebut disampaikan dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (23/1/2020
Sebelumnya Rocky menyebut, adanya rencana pencabutan subsidi ini merupakan bukti bahwa Indonesia tengah mengalami kebangkrutan.
"Itu tanda pertama yang real dan kasat mata bahwa negara ini bangkrut," ujar Rocky Gerung.
"Sehingga kebutuhan dasar orang bawahpun mau dia (pemerintah) ambil dan rampas," imbuhnya.
Rocky kemudian menyinggung terkait ucapannya dulu yang menyebut Presiden Jokowi tidak paham akan Pancasila.
Rencana pencabutan subsidi elpiji 3 kg atau yang sering disebut dengan gas melon ini merupakan bukti dari ucapannya tersebut.
"Dan itu kan kehidupan orang kecil yang dijamin oleh Pancasila, sila kelima," kata Rocky.
"Dulu saya katakan presiden tidak paham Pancasila, nah ini buktinya, mengambil jatah orang miskin," tegasnya.
Rocky menyebut hal ini dikarenakan adanya kesalahkaprahan dalam kebijakan pemerintahaan saat ini.
Sehingga masyarakat tidak mampu yang menjadi korban dalam kebijakan tersebut.
"Apa dasarnya? Seluruh kalkulasi yang hanya menunjukkan bahwa APBN tidak cukup untuk membiayai ambisi pembangunan yang salah kaprah dari awal," jelas Rocky Gerung.
"Kesalah kaprahan kebijakan dibebankan pada rakyat kecil," ujarnya.
Rocky menilai rencana pencabutan elpiji 3 kg ini akan benar-benar direalisasikan oleh pemerintah.
"Saya kira (rencana pencabutan subsidi elpiji 3 kg) akan dilakukan," ujarnya.
"Karena faktanya uangnya tidak punya lagi, " imbuhnya.
Saat disinggung kemungkinan adanya pembatalan pencabutan subsidi tersebut, Rocky hanya menjawab dengan nada guyon.
"Mungkin (dibatalkan), kalau dia mau cari sensasi, tetapi paling tidak hanya dua hari, setelah itu dia 'oke balikin saya mesti naikin lagi' gitu," ujar Rocky.
"Karena dia (Presiden) akan di dikte oleh APBN," imbuhnya.
"Jadi ambisi politik akan didikte oleh keterbatasan APBN," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Rocky juga mengatakan bahwa masyarakat berhak untuk membangkang.
Karena ia menilai subsidi 3 kg ini merupakan harta terakhir dari rakyat kecil.
"Rakyat berhak untuk membangkang," tegas Rocky.
Gas Elpiji 3 Kg Hanya untuk Rakyat Miskin
Diberitakan, pemerintah melalui Kementerian ESDM berencana menerapkan sistem distribusi tertutup elpiji 3 kg mulai pertengahan 2020.
Yakni menyalurkan secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan atau rakyat miskin saja.
Hal ini dilakukan agar distribusi tersebut dapat tersalurkan sesuai dengan sasaran.
Nantinya, setiap satu keluarga yang menerima subsidi hanya boleh membeli tiga tabung gas dalam satu bulan.
Hal ini dilakukan guna adanya penyaluran energi yang tepat sasaran.
Sehingga akan meningkatkan efektivitas dalam anggaran subsidi di sektor energi.
Sementara itu Anggaran subsidi di sektor energi terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
Tercatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pada 2020 ini pemerintah menganggarkan subsidi energi sebesar Rp 125,3 triliun.
Tentu anggaran ini lebih kecil dari tahun 2019 dan 2018.
Dimana pada 2019 pemerintah menganggarkan sebesar Rp 135,4 Triliun.
Sementara pada 2018 sebesar Rp Rp 153,5 Triliun.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)