News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Vaksin Virus Corona Belum Diketahui, Beijing Pakai Obat Anti HIV/AIDS: Efektif Tangani Virus Corona

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangani virus Corona dengan obat anti HIV/AIDS. Lopinavir dan Ritonavir merupakan antiretroviral yang berfungsi menghambat kemampuan HIV untuk berikatan dengan sel yang sehat dan bereproduksi.

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Kesehatan Nasional Kota Beijing menggunakan obat anti HIV/AIDS untuk mengobati pengidap virus Corona.

Adapun obat tersebut adalah Lapinavir dan Ritonavir yang biasanya digunakan dalam pengobatan dan pencegahan virus HIV/AIDS di Beijing.

Penggunaan obat anti HIV/AIDS ini rupanya telah dilakukan di beberapa rumah sakit di Beijing untuk menangani kasus vorus Corona.

Dilansir Kompas.com dari South China Morning Post, Minggu (26/1/2020), menurut Komisi Kesehatan Kota Beijing obat anti HIV/AIDS tersebut terbukti efektif dalam mengobati virus Corona mematikan.

Diketahui Lopinavir dan Ritonavir merupakan antiretroviral yang berfungsi menghambat kemampuan HIV untuk berikatan dengan sel yang sehat dan bereproduksi.

Lopinavir dan Ritonavir juga sering dikombinasikan dengan antiretroviral (ARV) lain untuk mengobati penyakit HIV.

BACA JUGA Virus Corona (Coronavirus) adalah . . .

Namun, sebelumnya Kepala Tim Ahli Pemerintah Beijing, Zhong Nanshan mengatakan bahwa efektivitas obat-obatan dalam mengobati virus Corona masih perlu diamati.

Dalam hal ini ia tidak menyebutkan jenis obat apa saja yang dimaksudkannya tersebut.

Virus Corona yang menyebabkan peradangan paru-paru tersebut hingga kini belum jelas diketahui oleh berbagai dokter di dunia.

Tetapi, salah seorang dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Omni Pulomas, Dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD., mengatakan saat ini terdapat dua negara yang sedang mengembangkan vaksin untuk mengatasi virus Corona mematikan ini.

Dua negara tersebut yakni Amerika Serikat (AS) dan Cina.

"Sudah ada upaya dari beberapa peneliti di China dan Amerika untuk mengembangkan vaksin yang baru ini. Tapi secepat-cepatnya tersedia itu paling cepat 1 tahun. Karena buat vaksin itu susah," kata Dr Dirga, dilansir Tribunnews.com, Minggu (26/1/2020).

Hingga berkembangnya virus Corona yang sampai saat ini telah mejalar ke 12 negara belum ditemukan obat yang dapat menangani virus ini.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini