TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana haru begitu terasa saat Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Abdul Ghafur Mas'ud tiba di Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta, Selasa (28/1/2020) kemarin.
Dengan mengenakan seragam dinas, salah satu Kepala Daerah termuda tersebut menundukkan kepala, menyalami sambil mencium tangan para Kyai dan ustadz-ustadz disaksikan ribuan santri Pesantren Darunnajah.
Itulah akhlaq seorang santri, jabatan sebagai kepala daerah takkan membuatnya silau kembali ke almamaternya, Pesantren Darunnajah yang pernah jadi tempat menimba ilmu awal tahun 2000an.
Di usia yang masih sangat belia 32 tahun, Abdul Ghafur kini menjadi pembicaraan lantaran Kabupaten Penajam Paser Utara yang dipimpinnya tak lama lagi akan jadi ibu kota baru Indonesia.
Abdul Ghafur bercerita bagaimana kehidupannya saat nyantri di pesantren yang terletak di Ibu kota Jakarta ini membentuk karakter dan kemandirian dirinya.
Ilmu dikelas maupun diluar kelas yang didapatkanya seperti menjadi pengurus organisasi, Muhadhoroh (latihan pidato) yang didapatkan dalam waktu yang relatif singkat mampu menjadi bekal saat berkiprah di masyarakat, sejak menjadi pengusaha hingga terjun di dunia politik.
Bahkan, diakuinya bahwa salah satu kunci suksesnya didalam kampanye saat pilkada bupati beberapa tahun lalu adalah kampanye dengan bersilaturahmi dari masjid ke masjid dan didaulat menjadi imam. Kemampuan yang diasah saat menjadi santri di pesantren Darunnajah.
Sebagai pemimpin berjiwa santri, Abdul Ghafur memang terus mendasarkan kebijakan kebijakan di daerahnya selaras dengan nilai nilai Islam.
Abdul Ghafur memprioritaskan kepentingan rakyatnya dalam setiap kebijakan yang dikeluarkannya, seperti kebijakan menggratiskan BPJS dan menyediakan perlengkapan seragam sekolah secara cuma cuma adalah sedikit diantara kebijakan yang ia buat.
Salah satu ajaran Kyai yang paling diingatnya adalah bagaimana seseorang dinilai dari kebaikan yang ia buat untuk orang lain.
Dalam kesempatan kunjungannya ke almamaternya tersebut, Abdul Ghafur akan mewakafkan sebagian lahan pribadinya seluas 30 hektar untuk membantu mewujudkan cabang pesantren Darunnajah di Ibukota Indonesia yang baru. Sebuah ajaran yang diteladaninya dari keikhlasan wakif dan pejuang pendidikan di pesantren Darunnajah.
"Terima kasih atas ilmu yang diajarkan kepada kami wahai para guru guru kami," tulis Abdul Ghafur di akun instagramnya.