News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

‎KBRI Belum Kantongi Identitas WNI yang Positif Terinfeksi Virus Corona di Singapura

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Tim medis mengevakuasi seorang penumpang kapal laut yang diduga terinfeksi virus novel CoronaVirus (nCoV) di Pelabuhan Bandar Deli Belawan, Medan, Sumatera Utara, Senin (3/2/2020). Simulasi yang digelar Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan bekerjasama dengan Pelindo I tersebut bertujuan untuk kesiapsiagaan dalam menangani pasien suspect virus Corona di Pelabuhan. (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Singapura menyatakan, belum mengantongi identitas Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilaporkan Kementerian Kesehatan Singapura positif terinfeksi virus corona.

KBRI Singapura telah mendapat konfirmasi lisan dari Kementerian Kesehatan Singapura soal WNI yang terinfeksi virus corona.

Namun, dikarenakan personal data protection act, identitas WNI tersebut belum dapat disampaikan.

Baca: Satu Orang Meninggal Dunia di Hong Kong Akibat Virus Corona

"KBRI Singapura terus berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang terkait penanganan hal tersebut," tulis KBRI Singapura dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (4/2/2020).

Saat ini, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dilaporkan positif virus corona tersebut sedang ditangani tim medis dari Singapore General Hospital.

"WNI tersebut tidak memiliki riwayat bepergian ke RRT namun merupakan pekerja rumah tangga dari warga negara Singapura yang juga telah sebelumnya ditetapkan positif corona virus," ujarnya lagi.

Baca: ‎Rocky Gerung Sebut Berkantornya Menteri Kesehatan di Natuna Sebagai Pencitraan

KBRI mengimbau untuk seluruh WNI yang berada di Singapura tetap waspada dengan menjaga kesehatan dan kebersihan, dan memperhatikan imbauan yang dikeluarkan Pemerintah Singapura melalui jalur resmi Ministry of Health https://www.moh.gov.sg/2019-ncov-wuhan.

Diketahui pada hari ini 4 Februari 2020, Ministry of Health Singapura mengumumkan kasus coronavirus ke-21 di Singapura, yaitu WNI berusia 44 tahun yang bekerja sebagai pekerja migran.

425 Orang Meninggal di China

Sejauh ini jumlah korban meninggal akibat virus corona di China, per Selasa (4/2/2020) adalah 425 orang dan 20.471 kasus positif virus corona. Demikian dikutip dari televisi pemerintah China.

Sebanyak 414 kasus kematian terjadi di pusat penyebaran atau di provinsi Hubei.

Dilaporkan pula ada 632 orang yang dinyatakan sembuh.

Baca: ‎Rocky Gerung Sebut Berkantornya Menteri Kesehatan di Natuna Sebagai Pencitraan

Pemerintah China terus berjuang mengatasi mewabahnya virus berjenis 2019-nCoV ini, sejak satu bulan terakhir ini.

Saat ini, masyarakat China mengeluhkan ketersediaan masker yang kian menipis, lantaran banyak pabrik tutup karena buruh libur Imlek.

Masker menjadi barang yang paling dibutuhkan untuk menangkal virus corona.

Sejak pekan lalu, organisasi kesehatan dunia atau WHO telah menetapkan status wabah virus corona menjadi darurat kesehatan global.

Penyebaran virus corona juga terkonfirmasi di lebih dari 15 negara, dengan total kasus 159 orang positif.

Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Australia, Filipina, Finlandia, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kambodja, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, dan Nepal.

Kemudian, Prancis, Russia, Singapura, Spayol, Sri Lanka, Swedia, Taiwan, Thailand, Vietnam, serta Uni Emirat Arab.

Indonesia kirim 33.000 masker ke Hong Kong dan Taiwan

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker RI) dan BPJS Ketenagakerjaan mengirimkan 33 ribu masker bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Hong Kong dan Taiwan.

Pengiriman ribuan masker tersebut dilakukan untuk melindungi WNI dari virus corona

"Kami bersama BPJS Ketenagakerjaan akan kirimkan masker sebanyak 700 box atau sekitar 33 ribu untuk WNI di Hong Kong dan Taiwan," ujar Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) Ida Fauziyah, di kantor Kemnaker, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).

Baca: Viral Klaim di Kemasan Cairan Dettol Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Penjelasan Ilmuwan

Ida melanjutkan, kebutuhan masker bagi WNI di Hong Kong dan Taiwan mendesak, lantaran pasokan masker di wilayah tersebut menipis.

Terlebih Hong Kong merupakan wilayah yang cukup dekat dengan wilayah Cina.

"Saya mendengar keluhan pekerja migran Indonesia di sana kekurangan masker. Masker mulai menghilang di pasaran dan di apotek-apotek di sana," kata dia.

Baca: Cerita Mahasiswa Tabalong di Jiangsu China, Warga Masih Bisa Beraktivitas Biasa

Sejauh ini, ada ribuan WNI yang bekerja di Hong Kong dan Taiwan.

Adapun rinciannya 38 orang Oekerja Migran Indonesia berada di Cina, 78.000 di Taiwan, dan 63.000 orang di Hong Kong.

Diketahui, penyebaran virus corona juga terkonfirmasi lebih dari 15 negara, dengan total kasus 159 orang positif.

Baca: Inilah Narasi Hoaks Soal Virus Corona yang Membuat Perempuan di Balikpapan Terancam Hukuman 10 Tahun

Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Australia, Filipina, Finlandia, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kambodja, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, dan Nepal.

Kemudian, Prancis, Russia, Singapura, Spayol, Sri Lanka, Swedia, Taiwan, Thailand, Vietnam, serta Uni Emirat Arab.

Jumlah korban meninggal akibat virus 2019-nCoV per hari ini Selasa (4/2/2020) adalah 425 orang dan 20.471 orang positif virus corona.

KJRI Hong Kong Larang Pekerja Migran Indonesia Pergi ke Cina

Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong mengeluarkan imbuan kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) untuk tidak berpergian menuju Cina menyusul merabaknya virus corona di negeri panda tersebut.

Diketahui, sejak 30 Januari 2020 pemerintah Hong Kong menutup perbatasan dengan daratan Tiongkok.

"KJRI Hong Kong telah menegaskan kepada seluruh Agensi Penempatan PMI di Hong Kong bahwa seluruh PMI dilarang untuk pergi ke Tiongkok daratan."

"Apabila PMI sudah berada di Tiongkok daratan, maka Agensi harus memastikan bahwa PMI tersebut kembali ke Hong Kong secepatnya."

"Agensi juga diwajibkan untuk memastikan kondisi dan mendata keberadaan seluruh PMI di Hong Kong yang menjadi tanggung jawab mereka sesuai dengan Kode Etik Agensi Penempatan PMI," tulis KJRI dalam akun resmi sosial medianya.

Baca: Warga Natuna Berharap WNI yang Dievakuasi dari Wuhan Cina Sehat dan Wilayahnya Kembali Damai

KJRI meminta agar PMI yang terdaftar di Hong Kong tapi masih berada di Cina untuk segera menghubungi nomor-nomor hotline di bawah ini:

KJRI Hong Kong
+852 6773 0466
+852 5294 4184

KJRI Hong Kong di Macau
+853 6273 6655

KBRI Beijing
+86 106 532 5486
+86 138 1128 4505
+86 131 4645 3974

KJRI Shanghai
+86 1356 4406 540

KJRI Guangzhou
+86 185 2037 5005

KDEI Taipei
+886 2875 26170

Kementerian Luar Negeri Jakarta
+62 812 9007 0027
pwni.bhi@kemlu.go.id Hotline

Kementerian Kesehatan Jakarta
+62 1500-567
kontak@kemkes.go.id

KJRI memastikan, PMI asal Indonesia berada dalam pantauan, monitor, serta mengupayakan bantuan jika diperlukan.

Baca: TERBARU Ilmuwan Deteksi Pergerakan Virus Corona, Ditemukan Menyebar Lewat Gagang Pintu

Diketahui, Pemerintah Hong Kong menetapkan level penanganan tertinggi (darurat) pada wabah virus corona per 25 Januari lalu.

Hong Kong menutup dua taman bermainnya yakni, Disneyland dan Ocean Park.

Tidak hanya itu, pemerintah juga menambah kebijakan libur sekolah dan izin bekerja bagi karyawan dari rumah.

Serta memutus semua jalur kereta api ke daratan Cina mulai Jumat pekan lalu.

Baca: Terawan Ungkap Ada Ibu Hamil dalam Rombongan 238 WNI yang Dievakuasi dari Wuhan Cina

Sampai Senin pagi ini (3/2/2020), jumlah korban meninggal dunia akibat wabah virus corona di wilayah China mencapai 316 orang.

Dilaporkan pula, terdapat 1 kasus kematian yang terjadi di luar China.

Sementara, 17.238 orang positif terpapar virus corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini