TRIBUNNEWS.COM - Aksi pertunjukkan sirkus lumba-lumba yang keliling Indonesia resmi ditutup pada Rabu (5/2/2020).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (RI) memutuskan untuk tidak memperpanjang izin sirkus lumba-lumba keliling itu.
Wersut Seguni Indonesia, perusahaan yang bertanggung jawab atas penderitaan berkepanjangan dan perdagangan lumba-lumba liar untuk keperluan memasok lumba-lumba untuk hiburan keliling, akhirnya harus menutup tenda sirkus keliling mereka.
Kabar ini disambut baik oleh tim dari Dolphin Project Indonesia.
Setelah satu dekade, akhirnya aksi kampanye yang mereka lakukan didengar dan direalisasikan oleh Pemerintah.
Dikutip dari website dolphiproject.com, Manajer Kampanye Indonesia Dolphin Project, Femke dan Haas menceritakan perjalanan para aktivis dalam upayanya menghentikan sirkus tersebut.
Sebelumnya, Femke dan Hass menyambut baik keputusan Kementerian Lingkungan Hdup dan Kehutanan RI ini.
Bahkan, mereka mengatakan telah berhasil membuat sejarah baru.
“Ini adalah hari bersejarah bagi kami semua yang terlibat," ujar Femke dan Hass.
"Sejak 2009 ketika pertunjukan lumba-lumba keliling pertama kali dimulai, kami telah bekerja tanpa lelah, mengirimkan petisi, mengoordinasikan protes, menghadiri berbagai pertemuan, melobi pemerintah dan terlibat dalam penelitian lapangan yang komprehensif," sambungnya.
"Hari ini kami membuat sejarah dengan menutup salah satu sirkus keliling terakhir di dunia," tambahnya.
Kampanye dilakukan dengan berbagai cara, satu di antaranya grafiti bertuliskan #freebalidolphins di Bali sebagai bentuk protes penutupan sirkus keliling
Dolphin Project juga membuat papan iklan elektronik di seluruh Indonesia, iklan digital di bandara Bali, dan pertunjukan boneka pendidikan keliling.
Mereka menyebut bahwa kampanye yang mereka lakukan selama sepuluh tahun ini memanglah tidak mudah dan penuh dengan perjuangan.