TRIBUNNEWS.COM - Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menceritakan kisahnya mendampingi pemulangan 18 Warga Indonesia (WNI) dari Suriah pada 2017 lalu.
Pendampingan tersebut dituangkan dalam sebuah film dokumentasi berjudul 'Seeking The Imam'.
Banyak WNI yang pergi ke Suriah menjemput ajakan ISIS.
Namun, ada pula yang kecewa dan akhirnya memilih pulang ke Tanah Air, seperti yang dibantu Noor Huda Ismail.
Dalam acara Mata Najwa Trans7 yang kemudian diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (13/2/2020), Noor Huda menceritakan pengalamannya tersebut.
Ia mengatakan, pembuatan film 'Seeking The Imam' tersenut merupakan evolusi dari pekerjaannya, yakni misi kerja kemanusiaan.
"Jadi ketika saya bikin film yang pertama namanya 'Jihad Selfie' kisah tentang anak 16 tahun dari Aceh yang kemudian ingin berangkat ke Syria karena temannya di sosial media."
"Di Jihad Selfie ketika screening ada ibu-ibu datang ke saya dan nangis-nangis cerita, satu keluarganya 26 berangkat (ke Suriah)," tutur Noor Huda.
Setelah itu, sang ibu tersbeut kemudian meminta bantuan Noor Huda untuk memulangkan anggota keluarganya tersebut.
Namun, pada saat itu, Noor Huda sempat ragu lantaran dia bukan siapa-siapa dan hanya pembuat film, mana bisa memulangkan mereka.
Baca: Fadli Zon Sebut Tak Ada Pencegahan WNI Gabung ISIS, Guru Besar UI: Bagaimana Negara Harus Mencegah?
Baca: Noor Huda Sebut ISIS Menawarkan Cinta, Fadjroel Rachman: Anda Keliru Malah Tergoda, Bahaya Ini
Namun kebetulan, ia berteman baik dengan Direktur Perlindungan Warga Negara, Muhammad Iqbal yang kemudian membantunya.
"Dan kemudian saya riset banyak tentang keluarga mereka, kita tahu ini bukan dari jaringan."
"Jadi memang kegaduhan hari ini karena memang tidak adanya kerja-kerja senyap yang ingin tahu betul sebetulnya ini permasalahnnya, ini itu kucing atau macan," jelas Noor Huda.
Lebih lanjut, Noor Huda menjelaskan, mengapa pemulangan WNI eks ISIS pada 2017 lalu tidak seheboh sekarang.