"Mulai pakai ini waktu saya tamat mualamin di makassar, karena waktu itu saya sudah masuk waktu dewasa, sementara ayah saya bilang saya bisa mewakili suadara-saudara jadi kalau mau pergi wakili mereka semua," ucap Ali.
Meski kini ayahnya sudah tiada, namun ia selalu menjaga pesan dari ayahnya tersebut untuk selalu tampil dengan gaya tersebut.
Ia juga mengingat pesan dari Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika dirinya menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009.
"Ayahku minta supaya selalu begini, dan waktu jaman pak Jusuf Kalla mengingatkan saya waktu saya masuk DPR-RI, jangan buka topimu Ali," terangnya.
Menurutnya, dengan memakai topi dan juga sorban tersebut, merupakan simbol dari kebesaran orangtua dan juga agama.
"Tidak semata-mata untuk menyombongkan diri, tetapi ini adalah simbol, simbol dan sekaligus bisa menjaga diri bahwa di kepala saya ini ada simbol kebesaran orangtua dan agama, karena itu selalu tampil untuk kepentingan orang banyak" jelas Ali.
Sementara itu terkait pakaian dengan warna putih yang sering ia kenakan, menurutnya hal itu mempunyai tujuan beberapa hal.
Menerutnya, warna selalu diidentikkan dengan identitas politik.
Ia tak jika pakaian yang ia kenakan diidentikkan dengan partai politik tertentu.
"Jadi kalau putih ini kan lambang bersih, kemudian putih ini kan seragam yang suka dipakai presiden."
"Kemudian putih ini paling tidak karena kulit abang agak sedikit hitam, ya anak-anak Papua jadi kalau pakai putih agak seikit bercahaya," terang Ngabalin.
Profil Ali Mochtar Ngabalin
Ali Mochtar Ngabalin dikenal sebagai tokoh politik, mubaligh, sekaligus tenaga pengajar asal Papua Barat.
Ali Mochtar Ngabalin merupakan putra daerah Papua yang lahir di Fakfak, Papua Barat, pada 25 Desember 1968.
Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009.