"Fasilitas juga kita lengkap di sana (Pulau Sebaru Kecil). Kita juga memasang WiFi dan Telkomsel di sana. Saya pastikan sama fasilitas di sana dengan di Jakarta," ungkap Rustian.
Lokasi observasi bagi 188 WNI ABK Dream World sebenarnya tidak tertutup dari media, begitu juga yang di Natuna. Ia mengatakan, orang yang diperbolehkan memasuki Ring I lokasi observasi terbatas. "Sebenarnya tidak tertutup, tapi di ring satu itu, orangnya harus terbatas," katanya.
Baca: Observasi 188 WNI: 39 Dokter Spesialis Dikerahkan ke Pulau Sebaru
Rustian menuturkan, wartawan kalau mau masuk ke dalam bisa saja. Namun, begitu masuk ke lokasi observasi, wartawan atau awak media yang masuk tidak bisa keluar. Mereka harus mengikuti 14 hari masa observasi di dalam.
Baca: BNPB: Tempat Observasi WNI Kru Kapal Pesiar World Dream di Pulau Sebaru Kecil Telah Siap
"Kalau orang sudah masuk di sana harus diobservasi. Aturan itu kita jalankan seketat mungkin, supaya nanti hasilnya baik. Kalau sudah masuk di lingkungan observasi otomatis selama 14 hari di sana," kata Rustian menjelaskan. "Jadi tidak ada ditutup-tutupi," imbuhnya.
Pemasangan WiFi di Pulau Sebaru Kecil untuk keperluan peserta observasi. Menurutnya, WiFi sengaja dipasang agar para peserta observasi bisa membagikan bagaimana kehidupan selama menjalani karantina di Pulau Sebaru Kecil.
Hal itu dilakukan untuk menampik isu yang menyebut bahwa 14 hari masa observasi tertutup dari media. "Sengaja kita pasang WiFi, kita berikan HPnya, sudah terbuka semua, saudaranya bisa menelepon, peserta observasi pun bisa membagikan bagaimana kehidupan di dalam," ungkap Rustian.