68 WNI tersebut akan diobservasi terlebih di Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Meski begitu, Muhadjir tidak menjelaskan waktu evakuasi tersebut.
"Mereka juga akan tetap diperiksa kembali setelah mereka berada di Indonesia. Jadi masih akan tetap menjalani pemeriksaan PCR kemudian informasinya akan lebih lanjut nanti akan dibahas lebih detail," ucap Muhadjir.
Muhadjir menjelaskan observasi tersebut merupakan tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan.
Pihak Kementerian Kesehatan memberlakukan protokol kesehatan secara ketat.
Seperti diketahui, sembilan orang warga negara Indonesia (WNI) terjangkit virus corona (Covid-19) di Jepang.
Kesembilan WNI itu merupakan kru kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang.
Sebelumnya seperti dilansir dari media Australia, ABC, kru kapal asal Indonesia di Diamond Princess telah menyampaikan pesan agar segera dievakuasi dari kapal pesiar, yang lebih dari 600 penumpangnya terjangkit virus corona.
Baca: Virus Corona Kini Masuk ke Tengah Kota Tokyo, Pegawai Pemda Ishikawa Jepang Dilaporkan Terinfeksi
Para kru kapal ini meminta kepada Presiden Joko Widodo, melalui video berdurasi satu menit delapan detik.
Mereka meminta pemerintah untuk segera memulangkan mereka dari kapal Diamond Princess.
Tak masalah dikarantina di pulau tak berpenghuni
I Ketut Janu Artika dan puluhan WNI lainnya hingga Rabu (26/2/2020), masih bertahan di atas kapal Diamond Princess di Yokohama, Jepang.
Ia pun mengaku bersedia dikarantina terlebih dahulu oleh pemerintah, sebelum dapat berkumpul dengan keluarga di Bali.
Janu saat dikonfirmasi melalui media sosialnya, mengaku mendapat kabar jika WNI yang bekerja di kapal pesiar akan dikarantina terlebih dahulu di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, sebelum pulang ke rumah masing-masing dan berkumpul dengan keluarga.
"Informasinya sih seperti itu, tapi untuk penjemputannya belum tahu kapan," ungkap Ketut Janu saat dikonfirmasi Tribun Bali, Rabu (26/2/2020).