Laporan Reporter Tribunnews, Apfia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sebanyak 188 Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal pesiar World Dream sudah berhasil dievakuasi dan kini dalam perjalanan menuju lokasi observasi kesehatan di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.
Menggunakan KRI dr. Soeharso, Sesditjen Pencegaan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr. Achmad Yurianto menyebutkan mereka akan sampai di Pulau Sebaru, Jumat (28/2/2020) sore.
“Rencananya akan tiba di Pulau Sebaru pukul 16.00 WIB,” ungkap Yurianto kepada Tribunnews.com, Jumat (28/2/2020).
Proses evakuasi 188 WNI pada Rabu (26/2/2020) pertama transfer bagasi dilanjutkan pemindahan WNI yang terdiri dari 172 laki-laki dan 16 perempuan.
Baca: Dihantui Virus Corona, Pemerintah Saudi Tangguhkan Kedatangan Jamaah Umrah
Sesampai di kapal para WNI langsung dilakukan pemeriksaan kesehatan seperti suhu tubuh dan pengambulan sample darah, lalu ada juga penyemprotan disinfektan.
Baca: Pose Pertama BCL Usai Berkabung, Tampil Senyum Bareng Maia Estianty dan Rossa
Seperti yang tertulis pada keterangan resmi Kementerian Kesehaatan suhu tubuh semua ABK rata-rata normal tidak ada yang di atas 38 derajat celcius.
Sementara hasil pengambilan sampel tenggorokan didapat 188 sampel dan untuk pengambilan sampel darah didapat 70 sampe darah dan akan dilanjutkan di pusat observasi kesehatan di Pulau Sebaru.
Nantinya setelah tiba di Pulau Sebaru 188 WNI akan menjalankan masa observasi kesehatan selama 14 hari.
Akan ad 30 orang tim kesehatan dari Kementerian Kesehatan ditambah dengan TNI yang akan berkolaborasi memberikan pelayanan selama proses observasi kesehatan.
Rinciaanya nanti akan ada sub tim dalam pemantauan kesehatan seperti sub tim Kesehatan Lingkungan untuk pengawasan kondisi lingkungan, sampah, hingga pengawasan dapur dan makanan.
Ada juga sub tim surveilans yang bertanggung jawab pada pengukuran, pendataan penyakit potensial untuk dilaporkan ke Kementerian Kesehatan.
Kemudian di dalam tim kesehatan tersebut juga terdapat tenaga perawat, serta dokter umum, dokter spesialis hingga psikolog.
“Komposisinya lengkap, dari dokter spesialis dokter umum, perawat kesehatan lingkungan, psikologi semua ada. Seperti di Natuna,” ungkap Yurianto.