"Kita sih masih nunggu dari travel, gimana kelanjutannya, mau itu nantinya dipulangkan ya enggak apa-apa. Kita terima saja, harapannya sih tentu bisa terbang," ungkap Iyus.
Baca: Cegah Virus Corona, Arab Saudi Hentikan Sementara Ibadah Umrah, 33 Jemaah Asal Madura Dipulangkan
Jemaah Umrah Batal ke Arab Saudi
Sebelumnya, kebijakan Raja Salman memberhentikan sementara kunjungan jemaah umrah asal Indonesia berdampak pada 1.300 jemaah batal berangkat pada Kamis (27/2/2020).
Hal itu disampaikan Officer In Charge (OIC) Bandara Soekarno-Hatta, Achmad Chairul.
"Kurang lebih 1.300 calon jemaah umroh tertunda keberangkatannya baik Daerah maupun lokal Jabodetabek atau Jabar dan sekitarnya," kata Achmad Chairul saat ditemui Kompas.com di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2/2020).
Achmad menyampaikan, pesawat sejumlah delapan penerbangan yang gagal mengangkut jemaah umrah ke Arab Saudi.
"Ada empat Garuda Indonesia, tiga Saudia, dan satu Lion Air," ucap Achmad.
Baca: Virus Corona Menyebar hingga 48 Negara, Arab Saudi Stop Sementara jemaah Umrah Asal Indonesia
Achmad menyebut, Bandara Soekarno-Hatta untuk mengondisikan dan memberikan pengertian terhadap para jemaah yang batal berangkat sudah berkoordinasi dengan pihak travel.
Selain itu, ia menuturkan belum bisa dipastikan apakah dalam waktu dekat Pemerintahan Arab Saudi mencabut kebijakan larangan kunjungan jemaah umrah asal Indonesia.
"Informasi untuk berangkat kembali atau on board itu belum ada informasi karena penundaan sementara dari pemerintah Arab Saudi," kata dia.
Achmad sendiri belum tahu pasti Pemerintah Arab Saudi akan membuka kembali kunjungan jemaah umrah asal Indonesia.
Diketahui sebelumnya dalam keterangan resmi yang diunggah Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui akun Twitter resmi mereka bahwa pihak Kerajaan terus mengikuti perkembangan yang terjadi.
Baca: Dihantui Virus Corona, Pemerintah Saudi Tangguhkan Kedatangan jemaah Umrah
Sehingga, sesuai dengan rekomendasi dari otoritas kesehatan yang berkompeten.
Kerajaan Arab Saudi bersikap untuk mengimplementasikan standar internasional tertinggi yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk menghentikan, mengendalikan, dan menghilangkan virus corona.