TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga saksi, masing-masing Dwiningsih Haryanti Putri, Erna Indrastuti dan Istiningdiah Sugianto alias Iis Sugianto menyatakan tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan Emirsyah Satar karena transaksi jual-beli rumah adalah antara mertua Emirsyah Satar, Mia Suhodo dengan Istiningdiah Sugianto.
Demikian terungkap dalam sidang lanjutan mantan direktur utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dan Soetikno Soedarjo di pengadilan negeri Jakarta Pusat, jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).
Pada sidang hari ini hadir tiga saksi, masing-masing Dwiningsih Haryanti Putri, agen penjualan property terkait pembelian rumah di jalan Pinang Merah II Blok SK Persil 7 dan 8, Pondok Pinang; Erna Indrastuti alias Erna Priyono, notaris/PPAT yang membuat akta jual beli; dan Istidingtiah Sugianto aIias Iis Sugianto, pemilik rumah jalan Pinang Merah II Blok SK Persil 7 dan 8, Pondok Pinang, Jakarta.
Saksi Dwiningsih Haryanti Putri sebagai agen penjualan properti menyatakan tidak kenal Emirsyah Satar namun kenal Mia Suhodo sebagai pembeli rumah milik Istiningdiah Sugianto di jalan Pinang Merah II Blok SK Persil 7 dan 8, Pondok Pinang, Jakarta.
Sedangkan Sandrina Abubakar diketahuinya adalah anak Mia Suhodo yang pernah melihat rumah tersebut sebelum dibeli Mia Suhodo.
Lebih lanjut saksi menjelaskan mengenal Mia Suhodo pada sekitar September 2011 pada saat Mia Suhodo ingin mencari rumah di sekitar Pondok Indah.
Setelah melihat sekitar 10 rumah akhirnya Mia Suhodo tertarik membeli rumah di jalan Pinang Merah II Blok SK Persil 7 dan 8, Pondok Pinang, Jakarta, milik Iis Sugianto.
Pembelian rumah akhirnya terjadi setelah Mia Suhodo dan Iis Sugianto sepakat terkait harga jual beli sebesar 8,5 Milyar pada bulan November 2011, dan transaksi dilakukan secara cash.
Saksi mengaku mendapatkan fee sebesar 2,5% dari harga pembelian atau sekitar Rp 160 Juta.
Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan klarifikasi atas pembelian rumah tersebut.
"Benar ibu ada jual tanah dan rumah ke Mia Suhodo di Pondok Pinang, Kebayoran Lama?," tanya Jaksa dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
"Iya," jawab Iis.
Iis membenarkan bahwa uang Rp 8,5 miliar itu dilunasi melalui empat kali proses pembayaran.
Seluruhnya dibayarkan secara cash menggunakan cek.
Sementara saksi Istiningdiah Sugianto juga tidak kenal Emirsyah Satar, karena saat penjualan rumah dilakukan, ia hanya bertemu dengan Mia Suhodo dan Sandrina Abubakar.
Istininingdiah Sugianto menjelaskan pembelian rumah dilakukan secara cash dan dilakukan dalam empat tahapan pembayaran, yang beberapa diantaranya menggunakan cek.
Saksi mengatakan bahwa Mia Suhodo pernah menyampaikan kepada saksi tidak perlu khawatir soal pembayaran karena pembelian rumah akan dilakukan secara cash, karena ia baru menjual rumahnya di Permata Hijau.
Saksi Erna Indrastuti sebagai notaris/PPAT menyampaikan mengenal Mia Suhodo karena dimintai bantuan jasa oleh Dwi Haryanti (agen property) untuk membuat akta jual beli rumah di Pondok Indah yang dibeli oleh Mia Suhodo.
Saksi menjelaskan bahwa yang hadir dalam tandatangan akta jual beli adalah Mia Suhodo dan Iis Sugianto, sedangkan Emirsyah Satar tidak pernah ikut dalam proses jual beli rumah tersebut.
Selanjutnya saksi menjelaskan pembayaran pajak BPHTB dan PNBP serta fee notaris terkait jual beli rumah tersebut sudah dibayarkan.
Selanjutnya diungkap Emirsyah Satar dalam persidangan bahwa pembelian rumah yang beralamat di jalan Pinang Merah II Blok SK Persil 7 dan 8, Pondok Pinang, Jakarta tersebut adalah pembelian rumah yang dilakukan mertuanya, Emirsyah Satar tidak pernah ikut dalam proses pembelian rumah tersebut.
"Memang mertua saya yang beli dan waktu itu sertifikatnya juga atas nama mertua saya," ujar Emirsyah.
Pada saat dibeli rumah dibalik nama menjadi atas nama mertuanya dan pada saat mertuanya meninggal, maka rumah tersebut diwariskan ke anak-anaknya.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com