Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib), satuan elite dalam Korps Marinir, memiliki spesialisasi dalam operasi pengintaian amfibi dan pengintaian khussus.
Dari pantauan, para personel Kopaska terlihat berpatroli di perairan sekitar pulau dengan menggunakan sea rider.
Baca: Hafiz/Gloria Harus Kerja Keras di All England Open 2020 demi Amankan Slot Olimpiade Tokyo 2020
Baca: Penumpang Ini Dibungkus Plastik di Pesawat karena Punya Visa Palsu
Sekurangnya terlihat tiga sea rider Kopaska yang terlihat berpatroli di sekitar pulau.
Mereka juga tampak mengawal rombongan Hadi ketika menuju Pulau Sebaru.
Sementara itu di ring 1, Hadi menjelaskan sejumlah pembagian tugas dan peran para personel Kogasgabpad.
Peran tersebut di antaranya juru masak, petugas kesehatan, dan sebagainya.
"Itu ada bagian ring 1, juru masak, siapa yang setiap hari melakukan pelayanan kesehatan, pemeriksaan anggota yang keluar masuk harus menggunakan peralatan dan sebagainya, kemudian bagimana kesiapan lain, pengamanan semua sudah kita siapkan," kata Hadi.
Warga Tolak Rencana Observasi 188 ABK World Dream
Pemuka masyarakat Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Lukman Hadi mengatakan warga setempat menolak rencana observasi 188 warga negara Indonesia anak buah kapal pesiar World Dream, yang dipulangkan dari Hong Kong.
Warga menggalang penolakan dengan menulis surat terbuka atau petisi kepada Presiden Joko Widodo.
"Kami sudah membuat petisi yang ditandatangani lebih dari 1.000 warga. Kami akan sampaikan ke presiden," kata Lukman ditemui tim Tribun Network di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Kamis (27/2/2020).
Warga meminta agar 188 WNI dari Kapal Pesiar World Dream diobservasi atau karantina cukup di kapal KRI TNI AL Dr Soeharso.
Baca: Ciuman Terakhir BCL untuk Ashraf Sinclair: Kamu Nggak Usah Khawatir, Aku dan Noah akan Jaga Diri
Baca: Lama Bungkam, Arya Claproth Akhirnya Buka Suara Soal Kematian Anaknya, Tangisnya Pecah
Dengan radius 100 mil laut dari pulau berpenduduk dan tidak diturunkan di Pulau Sebaru Kecil.
"Tujuannya agar dapat diobservasi di lepas pantai dan tidak menimbulkan keresahan seperti saat ini. Di mana kapal KRI TNI AL Dr Soeharso jauh lebih memiliki fasilitas lengkap di banding dengan Pulau Sebaru," ucap Lukman.