"Masih di asses (assesment,red). Jadi data sebetulnya itu ada nama-namanya belum terverifikasi semua. Yang terverifikasi baru sekitar 200-an (memiliki paspor)," kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Baca: Viewers Youtube Drop, Deddy Corbuzier Geram Kontennya Dicuri
Baca: Selesai Bersih-Bersih, Petugas PPSU di Jakarta Malah Jadi Korban Begal, Motor dan HP Raib
Baca: Pengakuan Kakek yang Cabuli 5 Bocah di Depok: Saya Gak Tahu Jika Cium Anak-anak Kena Pasal
Namun, Yasonna tidak merinci apakah dari jumlah tersebut sudah termasuk anak-anak yatim piatu atau tidak.
"Dia sudah jelas punya paspor punya nama. Ya kita tangkal. Ya itu sekarang sudah ada tim mau ke sana, biar nanti dapat datanya dulu lah," ucap Yasonna.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta kementerian atau lembaga terkait melakukan identifikasi dan verifikasi kepada 689 orang yang sebagian besar berada di Suriah tersebut.
Proses identifikasi diperlukan agar mereka bisa dicegah dan tangkal masuk ke Indonesia.
"Saya perintahkan agar itu diidentifikasi satu per satu 689 orang yang ada di sana. Nama dan siapa berasal darimana sehingga data itu komplit. Sehingga cegah dan tangkal bisa dilakukan di sini kalau data itu dimasukkan ke imigrasi. Tegas ini saya sampaikan," kata Jokowi di Istana Negara, Rabu, (12/2/2020).