News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

DPR Minta Pemerintah Harus Transaparan soal Corona: Agak Sulit Dikatakan Kalau Indonesia Nol Kasus

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhari Yusuf

Lebih lanjut, ia menyinggung soal kebijakan Arab Saudi yang menghentikan layanan umrah sementara bagi jemaah asal Indonesia.

"Adapun yang terakhir adalah penghentian umrah yang secara tiba-tiba ini," ujarnya.

Baca: Diisukan Terjangkit Virus Corona & Dikarantina, Jackie Chan Kini Ungkap Kondisinya & Berpesan Ini

"Kalau misalnya kita zero terhadap Covid-19 seharusnya Indonesia bisa memberikan penjelasan dan upaya advokasi yang kuat kepada Arab Saudi," ungkap Bukhori.

Sehingga ia meminta agar pemerintah lebih teliti dalam memastikan warganya tidak terjangkit virus tersebut.

Jangan sampai, Indonesia kecolongan karena tidak dapat mendeteksi virus corona dengan baik.

"Jangan sampai sudah mewabah baru bergerak, saya sendiri berharap virus ini tidak ada di negara kira," Ujarnya yang dikutip dari Tribunnews.com.

IDI Tegaskan Indonesia Mampu Mendeteksi Virus Corona

Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), M Adib Khumaidi menegaskan bahwa Indonesia mampu mendeteksi virus corona Wuhan ini.

Menurut penuturannya, pemeriksaan terkait virus tersebut sudah sesuai dengan standar WHO (World Health Organization).

"Indonesia cukup mampu menangani virus corona," ujarnya yang dikutip dari YouTube Kompas tv, Minggu (1/3/2020).

"Pada saat kami nyatakan terkait kemungkinan Covid-19 maka ada pemeriksaan spesimen yang dilakukan melaui proses di laboratorium yang difasilitiasi biomokuler," jelasnya.

Baca: Indonesia Negatif Virus Corona, PM Australia Turut Komentar & Singgung Soal Kebohongan, Benar Aman?

"Dalam hal in ada tiga tempat, yakni Blitbang Kementerian Kesehatan, Eijkman, dan Institute Tropical Disease Universitas Airlangga," Imbuh Adib.

Langkah selanjutnya, sample-sample tersebut kemudian diperiksa.

Ia juga menuturkan alat pemeriksaan yang dimiliki Indonesia sudah sama dengan yang dimiliki Jepang dan China.

"Kalau kemudian ada pertanyaan apakah proses tersebut memadahi atau tidak, saya kira itu pernah dijawab oleh satu di antara profesor di Eijkman, dimana mereka menyatakan memiliki fasilitas untuk itu" kata Adib.

"Jadi kami dari IDI ya percaya kalau proses sudah dilakukan dengan benar," tegasnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Chaerul Umam)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini