Di luar dari jumlah tersebut, sebanyak 1.685 jemaah tertahan di negara ketiga saat transit.
Kemenag telah menggelar rapat dengan sejumlah terkait untuk membahas situasi tersebut.
“Situasi penghentian sementara yang sangat mendadak ini adalah keadaan KAHAR (force majeur), maka telah disikapi secara khusus oleh semua pihak yang terkait dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Menag seusai rapat, Jumat (28/2/2020).
Baca: Arab Saudi Stop Sementara Umrah, Calon Jemaah Asal Lampung: Tuan Rumah Tak Buka Pintu Ya Bagaimana?
Baca: Pengusaha Travel Umrah-Haji PT UBEPE Rela Merugi
Pemerintah Indonesia melalui kementerian agama (Kemenag) dalam hal ini menghargai sikap PPIU, Maskapai penerbangan dan pihak terkait lainnya.
"Pemerintah Indonesia sangat menghargai sikap PPIU, Maskapai Penerbangan, dan pihak-pihak terkait lainnya yang berkenan untuk mengambil langkah-langkah cepat dan tulus mengatasi keadaan tanpa memberikan beban tambahan kepada jemaah," tulis Kemenag dalam keterangan pers yang dimuat di situs resminya.
Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa pihak PPIU akan menjadwalkan ulang dengan penyedia layanan di Arab Saudi tentang akomodasi/ hotel, konsumsi, transportasi darat, dan layanan lainnya
Semua pihak terkait tidak akan membebankan biaya tambahan apapun kepada jemaah atas penundaan keberangkatan ibadah umrah ini termasuk pihak airline.
Adapun tiket keberangkatan, oleh pihak ariline juga tidak akan dihanguskan.
Terkait visa yang sudah dikeluarkan namun tidak dipergunakan, pemerintah Indonesia tengah mengupayakan kepada pemerintah Arab Saudi agar dapat diperpanjang tanpa ada biaya tambahan kepada jemaah.
Baca: Benarkah Indonesia Bebas Virus Corona? Ini Penjelasan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
Sebelumnya diberitakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan kebijakan penangguhan sementara masuknya jemaah umrah maupun wisatawan yang akan berziarah ke negaranya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Sejak muncul pada Desember 2019 lalu, sebanyak 67 negara telah melaporkan kasus virus tersebut.
Laporan real time dari situs thewuhanvirus.com Senin (2/3/2020) pagi, sebanyak 3.030 orang dinyatakan meninggal dunia akibat virus tersebut.
Sebagian besar kasus kematian dilaporkan terjadi di daratan China yakni 2.912.
Sementara untuk pasien yang berhasil sembuh, dilaporkan juga terus mengalami peningkatan, kini sebanyak 45.028.
(Tribunnews.com/Tio)