TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan empat nama calon pemimpin Ibu Kota baru, Senin (2/3/2020).
Kala itu Jokowi mengumumkan nama-nama calon pemimpin Ibu Kota Baru bertempat di teras Istana Negara,
Ada empat tokoh yang masuk dalam kandidat untuk menempati posisi tersebut.
Diketahui, Ibu Kota baru direncanakan akan dikelolah secara khsusus oleh Badan Otoritas yang segera dibentuk.
"Yang namanya kandidat kan banyak, satu Pak Bambang Brojonegoro, dua Pak Ahok, tiga Pak Tumiono, empat Pak Azwar Anas," ujar Jokowi dikutip channel YouTube KompasTV, Rabu (4/3/2020).
Presiden rencananya akan mengumumkan nama yang terpilih menjadi kepala Badan Otoritas Ibu Kota baru pada pekan ini.
Berikut profil singkat empat calon pemimpin Ibu Kota baru.
Baca: Kasihan ke Jokowi karena Survei Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Fadli Zon: Kebelet Ganti Presiden
1. Basuki Tjahaja Purnama
Dirangkum dari pertamina.com, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lulus dari jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar Insinyur pada tahun 1989.
Setelahnya, Ahok menyelesaikan pendidikan magister pada Tahun 1994 dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
Dirinya tercatat pernah menggeluti tambang sebagai Kontraktor di PT. Timah Persero.
Sedangkan karir politik Ahok dimulai saat dirinya menjadi Anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode (2004), Bupati Belitung Timur periode (2005) dan Anggota DPR RI (2009).
Perjalanan Akoh dipanggung politik semakin bersiras saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta (2012), dan Gubernur DKI Jakarta (2014).
Kini pria yang lebih suka dipanggil BTP ini ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sejak tanggal 22 November 2019 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) No.SK-282/MBU/11/2019 tanggal 22 November 2019.
2. Azwar Anas
Bernama lengkap Abdullah Azwar Anas merupakan pria yang menjabat sebagai Bupati Banyuwangi.
Dikutip dari tribunnewswiki.com, Azwa kecil dilahirkan di Banyuwangi pada 6 Agustus 1973.
Tecatat Azwar sering berpindah-pindah daerah ketika menempuh pendidikan.
Pendidikan tingkat SD ia tempuh di tiga sekolah yang berbeda, yakni MI Karangdoro, Tegal Sari (1980), MI An-Nuqoyyah, guluk-guluk, Sumenep, Madura (1982-1983) dan MI Kebunrejo Genteng, Banyuwangi (1983-1986).
Sedangkan pendidikan tinggkat tingginya ia jalani di S1 Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI), Jakarta (1994-1999), S1 Falkutas Tekhnologi Pendidikan IKIP Jakarta (1992-1998), dan S2 Falkutas Ilmu Sosial & Politik UI Jakarta (2002-2005 )
Azwar memulai karir politiknya pada tahun 2001-2005 di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan jabatan terakhir Wakil Sekjen.
Kemudian, ia berlabuh di partai berlogo kepala banteng, PDI Perjuangan.
3. Bambang Brodjonegoro
Sebelum terjun ke birokrasi, Bambang Brodjonegoro merupakan akademisi tulen.
Dirangkum dari kemenkeu.go.id, Brodjonegoro lahir di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 1966.
Dirinya menempuh pendidikan sarjana di bidang Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1985-1990.
Kemudian dirinya melanjutkan pendidikan di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master pada tahun 1995.
Sedangkan gelar Ph.D diraih dari universitas yang sama pada Agustus 1997.
Brodjonegoro merupakan akademisi tulen, karirnya dihabiskan sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia.
Ia pernah menjadi dosen tamu pada The Department of Urban and Regional Planning, University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat, pada bulan November 2002.
Di tahun 2005 hingga 2009 dirinya ditunjuk sebagai Dekan FE-UI.
Kemudian menjadi Director General Islamic Research and Training Institute, Islamic Development Bank hingga tahun 2011.
Pada tanggal 27 Oktober 2014, Presiden Jokowi melantik Brodjonegoro sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja Tahun 2014 sampai dengan 2016.
Baca: Jokowi: Faktanya Sebagian Besar Pasien Covid-19 Bisa Pulih Kembali
4. Tumiyana
Ir. Tumiyana, M.B.A lahri 10 Februari 1965 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dikutip dari investor-id.wika.co.id, Tumiyana menempuh pendidikan Sarjana Teknik Sipil Universitas Borobudur tahun 1994.
Sedangkan gelar magister manajemen ia peroleh dari Jakarta Institute of Management Studies tahun 1997.
Kini menjabat sebagai Komisaris PT Kereta Cepat Indonesia China (2018 - sekarang).
Sebelumnya, Tumiyana pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan - PT PP (Persero) Tbk. (2008 - 2016), dan Direktur Utama - PT PP (Persero) Tbk. (2016 - April 2018)
Tumiyana diangkat pertama kalinya sebagai Direktur Utama Wika sejak keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2017.
Rapat tersebut diselenggarakan pada tanggal 24 April 2018, berdasarkan Akta Keputusan RUPS Tahunan Nomor 94 Tanggal 26 April 2018.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)