Dia melanjutkan, pihak Kostrad juga melakukan ziarah ke makam-makam pahlawan dan tokoh lainnya.
Acara puncak HUT ke-59 Kostrad, sambungnya, yakni menyelenggarakan bazar di Markas Kostrad.
"Kegiatan bazar yang didukung oleh beberapa mitra Kostrad. Ikut peduli kepada anggota Kostrad. Kurang lebih ada 50-75 stan," pungkasnya.
Pasukan Penumpas Gerakan
Dikutip dari laman resmi Kostrad, memiliki sejarah dari awal lahir hingga berbagai kegiatan penumpasan atas pemberontakan di daerah.
Berbagai gerakan yang timbul di dalam masyarkat dapat dihentikan, antara lain:
1. Penghianatan PKI Muso di Madiun thn 1948
2. Pemberontakan DI/TII Karto Suwiryo di Jawa Barat 1948
3. Pemberontakan APRA Westerling 1950
4. Pemberontakan Andi Azis di Makasar 1950
5. Pemberontakan Ibnu Hajar di Kalimantan1950
6. Pemberontakan RMS di Maluku 1950
7. Pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatra Barat dan Sulawesi 1958.
Menjelang akhir tahun 1960 pimpinan Angkatan Darat (AD) menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil berkemampuan Linud yang siap tempur menjalankan tugas di seluruh tanah air, maka dibentuklah Cadangan Umum AD, dimana gagasan dan ide ini keluar dari Kasad Jenderal A.H Nasution pada tahun 1960.
Sebagai realisasi dari gagasan ini, maka keluarlah skep Kasad No. KPTS.1067/12/1960 tgl. 27 Desember 1960.
Gagasan itu mempunyai latar belakang yang sangat mendesak, terutama karena keterkaitannya dengan masalah Irian Barat yang pada waktu itu masih menjadi sengketa dengan Belanda.
Untuk merealisasikan Skep Kasad tersebut, maka selanjutnya dibentuklah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I Kasad Brigjen TNI Soeharto.
Pada awal tahun 1961 tepatnya 6 Maret 1961 (ditetapkan sebagai hari lahirnya KOSTRAD) telah diresmikan Cadangan Umum Angkatan Darat ( CADUAD) dimana Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima KORRA I CADUAD.
Sedangkan kepala stafnya dijabat oleh Brigjen TNI Ahmad Wiranata Kusuma.
Untuk pengisian personel KORRA I CADUAD diambil dari Kodam-Kodam, dari pendidikan dasar masing-masing kecabangan.