Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan kasus positif COVID-19 ke-133 di Singapura, yaitu WNI berusia 62 tahun berjenis kelamin perempuan yang mengunjungi Singapura dengan menggunakan Social Visit Pass.
WNI tersebut tidak memiliki riwayat mengunjungi negara atau kawasan terdampak COVID-19 sebelumnya.
Dikutip dari keterangan resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, saat ini yang bersangkutan dirawat di National University Hospital (NUH).
"WNI tersebut melaporkan timbulnya gejala atau simtomatik COVID-19 pada 29 Februari 2020 kemudian pergi memeriksakan diri ke sebuah klinik dokter umum pada 1 Maret dan ke Pioneer Polyclinic pada 4 Maret dan 6 Maret. Selanjutnya WNI tersebut dirujuk ke NUH pada 6 Maret dan dinyatakan positif COVID-19 di hari yang sama," demikian dikutip dari keterangan resmi KBRI Singapura.
Terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama para menteri akan menggelar rapat terbatas (ratas) untuk membahas rencana pembangunan rumah sakit khusus penanganan virus corona SARS-CoV-2.
Menurut rencana terakhir, rumah sakit itu akan dibangun di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
"Terkait dengan pembangunan rumah sakit khusus untuk pasien yang terpapar virus corona Pulau Galang ini memang pekan lalu sudah dibicarakan. Saya dengar Rabu (11/3/2020) besok, 3 hari lagi akan dirataskan untuk dilaksanakan," kata Ngabalin.
Ia juga mewanti-wanti politisi agar tidak mencari panggung dari wabah virus corona (Covid-19) yang tengah melanda Indonesia.
Baca: Bahas Pilpres 2024, Pengamat Politik Justru Bandingkan Anies Baswedan dengan Abu Janda: Agak Ngeri
Baca: 4 Fakta di Laga Arema FC Vs Persib Bandung: Hujan Kartu, Drama Penalti, hingga Aksi Aremania
Ngabalin menegaskan pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah bekerja secara maksimal mengatasi wabah virus itu.
"Kita amit-amit. Tetapi pemerintah sudah bekerja, baik dari Departemen Kesehatan dan Luar Negeri," kata Ngabalin.
Ngabalin lalu meminta politisi untuk tidak menggunakan isu penyebaran virus corona untuk menaikkan pamor. Virus corona, lanjutnya, tak boleh dipolitisasi.
"Memang kalau ditarik dalam dunia politik pasti berantakan, menurut saya, jangan sampai ada orang yang menggunakan isu ini untuk pencitraan," tegas dia.
Ngabalin mengamini politisi selalu bersuara agar terus diingat masyarakat. Namun, saat ini, pemerintah lebih butuh bantuan seluruh pihak untuk bekerja sama menangani kasus ini.
"Ini masalah kita dan ancaman bangsa kita, Presiden sudah bilang jangan main-main," kata Ngabalin.(Tribun Network/gta/ham/den/wly)