News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelecehan Seksual

Aktivis Perempuan Anindya Restuviani Tanggapi Maraknya Kasus Pelecehan Seksual di Indonesia

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Co-Director Hollaback! Jakarta Anindya Restuviani

"Jadi kadang apa yang mereka alami adalah kekerasan seksual tapi mereka gak aware bahwa mereka telah menjadi korban," terang Vivi.

Vivi menyebutkan, ketidaktahuan ini juga bisa berasal dari normalisasi masyarakat terhadap jenis-jenis pelecehan.

"Jadi saat korban mau melapor malah dibilang 'yah itu kan sudah biasa seperti itu', akhirnya mereka urung untuk melapor," kata dia. 

Faktor yang lainnya yaitu mengenai banyaknya penghakiman masyarakat yang justru cenderung menyalahkan korban.

"Seperti mengomentari pakaian mereka, waktu kejadian, dan seterusnya," lanjut Vivi.

Baca: Lindungi Perempuan dari Pelecehan Seksual, Gojek Berikan Layanan GoShield

"Ini membuat korban merasa malu dan takut disalahkan jika mereka mau melapor," sambungnya.

Selain itu, kurangnya sistem hukum yang melindungi korban juga menjadi faktor korban cenderung takut untuk melapor.

"Karena kurangnya sistem hukum yang melindungi korban sehingga seringkali banyak korban yang merasa percuma jika melaporkan," tutur Vivi.

Baca: Respons Pelecehan Seksual Siswi SMK, Menteri PPPA Prihatin, Imbau Masyarakat Tak Sebar Video

Menurut Vivi, sebagai korban pelecehan seksual, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah penyembuhan trauma yang mereka alami.

"Mencari dukungan secara mental maupun hukum juga dapat dilakukan," tambah Vivi.

"Tapi butuh peran sekitar mereka untuk dapat menjadi sistem dukungan yang baik untuk korban agar korban dapat melaporkan kekerasan yang mereka alami," sambungnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Bima Putra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini