Ia mengungapkan, bahwa dari awal ayahnya sudah bercerita soal pasien yang datang ke tempat praktik dan dicurigai suspect corona.
Namun, ayahnya tidak bisa memastikan apakah pasien itu positif corona karena di tempat praktik itu tak ada kit untuk melakukan test swab.
"Cuma kan kita nggak tahu, karena kita nggak punya kit untuk swab."
"Jadi itu diagnosa dilakukan hanya berdasarkan gejala dari laboratorium dan juga dari rontgen."
"Nah jadi papa sudah pikir, 'wah jangan-jangan kena ni gitu'," ungkapnya.
Leonita dan keluarga pun mencurigai bahwa dr Bambang terpapar corona saat sedang praktik.
"Iya (kemungkinan terpapar corona dari pasien), karena papa memang nggak punya lingkungan lain."
"Lingkungan lainnya kan cuma mengajar sama penelitian, tapi FKM UI itu sudah menerapkan pembelajaran jarak jauh."
"Jadi memang papa, ya mungkin terpaparnya dari praktik itu," paparnya.
Leonita mengatakan, pada Minggu (22/3/2020), sesak napas yang dialami sang ayah semakin parah.
"Jadi hari Minggu pagi itu, papa sesaknya makin berat, batuk terus dan sesak, lalu papa telepon."
"Yang telepon sih sebenarnya kakak, karena papa nggak bisa telefon kan, untuk bicara aja sulit."
"Noni nggak pulang? Papi sakit nih minta tolong dianterin."
"Tadinya papa masih nggak mau ke rumah sakit, dibujuk akhirnya papa dianterin suami aku," terangnya.
Baca: RS Darurat Virus Corona Wisma Atlet Kemayoran Tidak Terima Pasien Anak, Ini Alasannya