Laporan wartawan Tribunnews.com,Lucius Genik
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengungkapkan bisnis di sektor jasa khususnya perhotelan dan restoran di Indonesia runtuh.
Keruntuhan pada sektor bisnis ini disebabkan pemberlakuan kebijakan physical distancing dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 oleh Pemerintah Indonesia.
Baca: Orangtuanya Meninggal karena Corona, Eva Menangis: Enggak Bisa Lihat Muka Mama Papa Terakhir Kali
Maulana menjelaskan, perhotelan dan restoran merupakan sektor bisnis yang membutuhkan adanya keramaian ataupun kerumunan massa di suatu lokasi.
Di tengah wabah pandemi virus corona, physical distancing akhirnya membatasi lingkup gerak masyarakat, yang kemudian berimbas pada merosotnya pemasukan para pebisnis di sektor perhotelan dan restoran.
Baca: Di Mata Najwa, Polri Ungkap Alasan Tetap Bubarkan Kerumunan demi Cegah Corona, Walau Hanya 3 Orang
Angka okupansi hotel-hotel di Indonesia terus merosot. Bahkan, kini angka okupansi tersebut berada di bawah 20 persen, terimbas kebijakan physical distancing.
Baca: KTT G20, Sri Mulyani: Presiden Xi Jinping Tawarkan Pengalaman dari RRT saat Tangani Virus Corona
Untuk itu, dalam penanganan virus corona, Maulana turut berpesan agar pemerintah, selain mengutamakan keselamatan masyarakat, juga bisa menilik dampak ekonomi di Indonesia.
"Kita harus social distancing, kita harus melakukan bekerja dari rumah dan sebagainya. Aktivitas terhambat akan berdampak pada sektor jasa, contohnya hotel," katanya.
"Hotel itu kan tempat orang yang bepergian keluar kota misalnya atau orang bepergian dengan alasan lain. Misal melakukan bisnis, traveling, begitu. Kalau aktivitas banyak yang terhambat, otomatis sektor akomodasi itu pasti akan runtuh," kata Maulana, Kamis (26/3).
Berikut petikan wawancara lengkap antara Tribun dengan Maulana Yusran.
Bagaimana dampak virus corona pada bisnis di sektor jasa khususnya hotel dan restoran?
Kalau dilihat dari situasi, yang pasti di tengah situasi seperti ini semua aktivitas terhambat. Kita harus social distancing, kita harus melakukan bekerja dari rumah dan sebagainya.
Aktivitas terhambat akan berdampak pada sektor jasa, contohnya hotel.
Baca: Raffi Ahmad Akui Tak Tau Jumlah Kekayaannya, Ari Lasso: Lu Ditingkat Tidak Perlu Menghitung Lagi
Hotel itu kan tempat orang yang bepergian keluar kota misalnya atau orang bepergian dengan alasan lain. Misal melakukan bisnis, traveling, begitu. Kalau aktivitas banyak yang terhambat, otomatis sektor akomodasi itu pasti akan runtuh.