TRIBUNNEWS.COM - Sosiolog Imam B. Prasodjo menanggapi kebijakan pemerintah dalam menggratiskan biaya listrik untuk pengguna 450 VA dan subsidi 50 persen untuk pengguna 900 VA.
Kebijakan tersebut dinilai sedikit bisa mendorong masyarakat untuk tetap berada di rumah dalam upaya jaga jarak atau physical distancing.
Meski begitu, kebijakan menggratiskan dan memberi subsidi listrik dirasa masih kurang untuk dapat memaksa masyarakat tetap berada di rumah.
Imam Prasodjo mengatakan pemerintah harus memberikan jaminan berupa kebutuhan pokok untuk melangsungkan kehidupan sehari-harinya.
Hal itu disampaikan Imam Prasodjo dalam acara 'Apa Kabar Indonesia Malam' dalam tayangan Youtube Talk Show tvOne, Senin (6/4/2020).
Baca: Token Listrik Gratis via Login www.pln.co.id dan WhatsApp, Simak Caranya di Sini!
Baca: Cara Klaim Token Listrik Gratis via Whatsapp dan Website, Sudah 10,7 Juta Pelanggan Berhasil
"Kemarin Presiden kan mengatakan akan menggratiskan rumah-rumah yang listriknya 450 VA," kata Imam Prasodjo.
"Dengan dibebaskan listrik itu akan mengurangi, tetapi bagaimana dengan sehari-harinya."
"Oleh karena itu harus ada upaya penggelontoran, misalnya sembako, itu segera," sambungnya.
Namun jika nantinya pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut diminta untuk tidak memberikannya dalam bentuk uang.
Menurutnya, pemerintah bisa memberikan bantuan dalam bentuk sembako.
Baca: Klaim Token Listrik Gratis PLN via WhatsApp atau layanan pln.co.id pada Menu Stimulus PSBB
Baca: Kemlu: 286 WNI di Luar Negeri Positif Virus Corona, 92 Diantaranya ABK Kapal Pesiar
Baca: DKI Jakarta Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Apa Saja yang Akan Dibatasi Aktivitasnya?
Dengan begitu maka masyarakat tidak perlu membelanjakan uang tersebut dan bisa tetap berada di rumah.
Ia meyakini jika langkah tersebut dilakukan, khususnya bagi para pekerja informal seperti para ojek online bisa dengan tenang untuk tidak bekerja.
Imam Prasodjo berharap pemerintah benar-benar mempertimbangkan hal itu, terlebih jika kebijakan pembatasan sosial berskala besar diberlakukan.
"Dan jangan dikasih BLT, karena kalau dikasih uang, mereka akan pergi ke pasar, lagi-lagi berkerumun," kata Imam Prasodjo.
"Jadi lebih baik itu diantar, kebetulan ojek online, sekarang ini juga membutuhkan pekerjaan karena begitu dia keluar rumah, selain berbahaya membonceng penumpang tetapi juga penumpangnya turun derastis."
"Oleh karena itu pemerintah harus cepat melakukan upaya ini, apalagi kalau misalnya PSBB mau dilakukan," tandasnya.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat yang memiliki harta berlebih untuk menolong tetangga sekitar yang membutuhkan.