MUNDURLAH..!! @setkabgoid," Ferdinand di akun Twitternya, @FerdinandHaean2.
Kritik atas surat Andi juga datang dari pegiat Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen.
Nadirsyah menganggap apa yang dilakukan Andi keliru dan membebani Jokowi.
"Yg dilakukan oleh staf khusus milenial Presiden ini keliru. Andi Taufan Garuda Putra salah administrasi memakai kop surat Sekretaris Kabinet. Juga salah menunjuk perusahaannya sendiri. Kesalahan ini tolong jangan diulangi ya Mas. Anda malah menambah beban Pak Presiden," tulisnya di akun Twitternya @na_dirs.
Tanggapan Andi
Atas viralnya surat tersebut, Andi kemudian membuat klarifikasi dan pernyataan.
Dalam suratnya tertanggal hari ini, Selasa, 14 April 2020, Andi menyampaikan permintaan maaf.
Ia pun memutuskan menarik surat tersebut.
Berikut pernyataan lengkap Andi:
Sehubungan dengan beredarnya surat saya, Andi Taufan Garuda Putra selaku Staf Khusus Presiden nomor 003/S-SKP-ATGP/IV?2020 tentang kerjasama sebagai relawan desa lawan Covid-19 yang ditujukan kepada camat beberapa daerah, yang menimbulkan tanggapan dari berbagai pihak, termasuk media.
Untuk itu saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan masukan. Tentunya hal ini akan menjadi pelajaran penting bagi saya sebagai anak muda yang ingin memberikan konstribusi untuk negeri, agar tetap mengikuti kaidah aturan dalam sistem birokrasi.
Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut.
Perlu saya sampaikan bahwa surat tersebut bersifat pemberitahuan dukungan kepada program Desa Lawan Covid-10 yang diiniasi oleh Kementerian Desa Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Maksud saya ingin berbuat baik dan bergerak cepat untuk membantu mencegah dan meanggulangi Covid-19 di desa, melalui dukungan secara langsung oleh tim lapangan Amartha yang berada di bawah kepemimpinan saya.