TRIBUNNEWS.COM - Direktur Wahid Foundation, Yenni Wahid turut mengomentari soal polemik Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Yenny Wahid yang juga pernah menjabat sebagai Staf Khusus pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan pesan langsung kepada Andi Taufan dan Belva Delvara dalam hal polemik tersebut.
Hal tersebut disampaikan Yenny Wahid dalam wawancaranya bersama Aiman Witjaksono dikanal Kompas TV, dikutip Selasa (21/4/2020).
Andi Taufan Garuda Putra menjadi perhatian, karena mengirimkan surat dengan kop Sekretariat Kabinet kepada perangkat desa lewat Kementerian Desa PDTT.
Surat tersebut dikirimkan guna mendukung program yang dijalankan perusahaannya, PT Amartha.
Sikap Andi ini langsung menuai kritik keras berbagai kalangan, sehingga akhirnya Andi meminta maaf dan menarik kembali surat itu.
Sedangkan Staf Khusus lain yang juga menjadi sorotan adalah Belva Devara.
Belva merupakan Chief Executive Officer (CEO) sekaligus pendiri perusahaan rintisan dan aplikasi Ruang Guru.
Belva dikritik karena perusahaannya terpilih menjadi salah satu mitra pelatihan dalam program Kartu Prakerja.
Berbeda dengan proyek Amartha yang akhirnya batal, program Kartu Prakerja yang menyediakan pelatihan secara daring (online), dan menggandeng peruusahaan Belva jalan terus.
Sebagai orang yang pernah sangat dekat dengan istana, Yenny mengingatkan para Stafsus untuk senantiasa menjaga jarak dan berani mengorbankan diri sendiri.