"Terutama manuver politik dan bisnis," ungkap Agus.
Menurut Agus, hampir semua stafsus bagian dari dua kekuatan, yakni kekuatan bisnis dan politik.
"Rata-rata mereka memiliki jabatan di perusahaan dan berada di lingkungan politik," ungkapnya.
Menurut Agus, posisi strategis stafsus menjadi batu loncatan untuk mendapatkan keuntungan dalam dua aspek, yaitu popularitas dan bisnis.
Maka dari itu Agus menilai jika dijumpai kesalahan, stafsus lebih baik mengundurkan diri.
"Kalau ada perilaku yang tidak nyaman sebaiknya mengundurkan diri, masa depannya masih panjang," ungkapnya.
Baca: Refly Harun Buka Instagram Belva terkait Undur Diri jadi Stafsus: Sebagian dari Kita Cuma Bermimpi
Mundur Melalui Surat Terbuka
Sebelumnya, pengunduran diri Andi Taufan dari jajaran stafsus milenial diumumkan dalam sebuah surat terbuka yang ditandatanganinya pada Jumat (24/4/2020).
Dilansir Kompas.com, surat pengunduran diri tersebut telah dikonfirmasi dan dibenarkan oleh Andi Taufan.
"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," tulis Andi dalam surat tersebut.
Pengunduran diri Andi Taufan dibuat semata-mata dilandasi keinginan yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Terutama bagi usaha mikro dan kecil.
Baca: Respons ICW Atas Mundurnya CEO Ruangguru dari Stafsus: Harusnya dari Awal Sadar Konflik Kepentingan
Andi Taufan mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden atas kepercayaan, pelajaran, dan nilai-nilai yang diberikan.
"Dalam kurun waktu tersebut, saya menyaksikan sendiri bagaimana beliau adalah sosok pemimpin teladan yang bekerja keras dengan tulus dan penuh dedikasi demi kebaikan seluruh masyarakat dan masa depan Indonesia," kata Andi.