Di bidang pemeliharaan, capaian yang diperoleh di masa Yuyu adalah dipertahankannya predikat zero accident.
Menurutnya, zero accident tak akan dapat dicapai tanpa adanya perbaikan manajemen dan safety culture pada kinerja pemeliharaan.
Selain itu, adanya berbagai inovasi dalam bidang pemeliharaan juga mampu menghemat anggaran negara hingga ratusan miliar rupiah.
"Beberapa inovasi itu di antaranya, peningkatan kemampuan Check-D Boeing, perbaikan simulator Hawk, perbaikan Human Centrifuge, Fully Overhaul Propeller C-130, modifikasi/rewiring engine test cell untuk uji fungsi pesawat Grob, dan berbagai inovasi lainnya. Saat ini juga berlangsung program major upgrade melalui program Falcon Star e-MLU pada 10 pesawat F-16 A/B Blok 15," kata Fajar.
Sedangkan di bidang validasi organisasi sebagai upaya untuk meningkatkan unity of command dan span of control di dalam tubuh TNI Angkatan Udara, di masa Yuyu hadir tiga komando utama yaitu Koopsudnas, Kodiklatau, dan Koharmatau sebagai bentuk peningkatan dan penyederhanaan struktur organisasi TNI AU.
Fajar mengatakan hal tersebut diperlukan sehingga organisasi akan menjadi lebih modern, efektif, dan efisien.
Fajar menjelaskan melalui Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2019 dan Peraturan Panglima TNI Nomor 37 Tahun 2019 tentang organisasi TNI berbagai satuan baru pun terbentuk.
"Satuan tersebut antara lain Wingdiktek, Wingdikkal, Yonkes Denma Mabesau, Skadik 304, Skadron Udara 27, Skadron Udara 33, Lanud Hang Nadim Batam, kemudian Depohar 80 yang terdiri dari Sathar 81, 82, 83, serta pembentukan Sathar 24, 43, 54, dan 55," kata Fajar.
Terakhir Yuyu mengatakan semua prestasi yang telah dicapai TNI AU bukanlah karena kerja dirinya semata sebagai KSAU, namun berkat kerja keras, kerja sama serta dedikasi dari seluruh komponen yang secara bersama-sama bahu membahu demi kemajuan TNI AU.
“Cintailah TNI Angkatan Udara dan tunjukkan rasa cinta itu dengan tekun bekerja, dalam suasana apa pun dan di mana pun kalian berada," pesan Yuyu kepada generasi penerus TNI AU.