News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Penggagas Petisi Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi: Tak Semudah Itu Meminta Anak Kembali ke Sekolah

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi', hingga Sabtu (30/5/2020) sore, telah ditandatangani lebih dari 86 ribu orang.

TRIBUNNEWS.COM - Petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi' muncul di tengah adanya wacana pemerintah membuka aktivitas belajar di sekolah pada Juli 2020 mendatang.

Meskipun rencana tersebut belum disahkan, banyak orang tua yang merasa khawatir bila wacana tersebut benar-benar diberlakukan.

Petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi' itu pun hingga Sabtu (30/5/2020) sore telah ditandatangani lebih dari 86 ribu orang.

Penggagas petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi', Watiek Ideo, mengungkapkan kekhawatirannya.

Baca: Soal Tahun Ajaran Baru, Muncul Petisi Tolak Aktivitas Belajar di Sekolah Juli 2020, Takut Covid-19

Orang tua murid kelas 6 Sekolah Dasar (SD) itu mengatakan, bukan hal yang mudah untuk meminta anak-anak kembali ke sekolah.

Terlebih, Watiek menambahkan, apabila belum ada edukasi dan fasilitas sekolah yang memenuhi standar keamanan di tengah pandemi Covid-19.

"Gak semudah itu untuk membuka sekolah dan meminta anak-anak kembali ke sekolah kalau memang kita belum ada edukasi dan belum menyiapkan fasilitasnya sesuai standar keamanan di tengah pandemi," kata Watiek dalam wawancaranya bersama Tribunnews.com melalui Zoom, Sabtu pagi.

Watiek mengungkapkan, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan di sekolah memang menjadi poin kekhawatirannya.

Menurut Watiek, protokol kesehatan ini bukan hanya terkait perilaku anak di sekolah melainkan juga mengenai kesiapan fasilitas sekolah.

"Kalau perilaku si anak pastinya kan apakah kita bisa menjamin apakah anak-anak itu akan konsisten memakai masker dengan benar?"

"Kemudian masker kain kan hanya boleh dipakai empat jam dan misalkan kotor atau basah, apakah sekolah akan menyediakan masker cadangan nantinya?" Lanjut Watiek.

Watiek pun mempertanyakan apakah nantinya guru-guru mampu menjamin para muridnya untuk tetap konsisten menjaga jarak.

Sementara, Watiek mengatakan, anak-anak sudah lama tidak bertemu dengan teman-temannya di sekolah.

"Mereka sudah lama ga ketemu teman, pastinya excited, semangat untuk main lagi, atau cerita-cerita," kata Watiek.

"Itu kan pasti susah sekali untuk menjaga anak-anak tetap berjauhan minimal 1,5 meter, itu kan ada standarnya sendiri," sambungnya.

Baca: Komisi IX DPR Sarankan Kemendikbud Buka Sekolah Secara Bertahap

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini