TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian warga Afrika-Amerika George Floyd akibat ditindih oleh petugas polisi dengan lutut hingga meninggal dunia memicu kegeraman warga Amerika Serikat.
Kematian George Floyd dianggap sebagai tindakan rasis aparat kepolisian kepada kelompok warga kulit hitam di Amerika Serikat.
Baca: Diputus Bersalah Blokir Internet Papua, Ini Kata Menkominfo
Gelombang demonstrasi yang awalnya di Minneapolis meluas hingga ke sejumlah negera bagian di Amerika Serikat.
Gerakan anti-rasis ini pun meluas ke beberapa negara, termasuk di London dan Berlin.
Demonstrasi yang disertai kerusuhan dan penjarahan di Amerika Serikat pun menjadi sorotan dunia, termasuk Indonesia.
Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pun ikut menanggapi peristiwa yang terjadi di negeri Paman Sam itu.
Melansir Wartakotalive.com, Susilo Bambang Yudhoyono menuliskan kalimat sebagai berikut:
'Ada kobaran api di Amerika. Ada kerusuhan dan penjarahan di banyak kota.
Suasananya seperti 'perang'.
Puluhan ribu tentara yang ada di wilayah (national guard) sudah dikerahkan dan diterjunkan.
Ribuan pengunjuk rasa dan perusuh ditahan.
Banyak pula kota yang memberlakukan jam malam.
Dunia tercengang'.
Beragam pihak diungkapkan SBY mempertanyakan hal tersebut.