Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 yang tengah melanda Indonesia membutuhkan kebersamaan dan solidaritas seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu menghadapinya.
"Solidaritas sosial yang tercermin dalam Pancasila ini telah sejak lama menjadi falsafah hidup seluruh anak bangsa Indonesia, sehingga harus menjadi gerakan bersama dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19," ujar Wakil Sekjen Forum Alumni Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (FA-KMHDI), I Made Bawayasa, di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Baca: Perangi Covid-19, Sudirman Said: Pemerintah Harus Buat Kebijakan yang Lahir dari Data
Bawayasa menyatakan hal tersebut sebagai latar belakang pihaknya menyelenggarakan webinar "Refleksi Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945" pada hari Sabtu (6/6/2020) besok.
"Kami memandang perlu ada upaya untuk terus meneguhkan eksistensi dan spiritualitas Pancasila di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia saat ini," kata Bawayasa.
Bagaimanapun, lanjut Bawayasa, pandemi Covid-19 saat ini menjadi ujian bagi nilai-nilai solidaritas di kalangan masyarakat Indonesia.
Dan karenanya sekaligus menjadi ujian bagi eksistensi nilai-nilai Pancasila yang selama ini menjadi falsafah spiritual bangsa Indonesia.
Lebih lanjut Bawayasa juga menjelaskan, webinar ini merupakan salah satu upaya FA-KMHDI untuk membumikan serta mengingatkan kembali kepada masyarakat, bahwa secara spiritual Pancasila adalah tuntunan moral publik.
"Dengan demikian, dalam mengatasi dan menghadapi pandemi Covid-19 ini baik Pemerintah maupun seluruh komponen bangsa Indonesia harus selalu menjadikan Pancasila sebagai panduan moral yang utama," tegas Bawayasa.
Karena itu, menurut Bawayasa, secara kontekstual nilai-nilai solidaritas kebangsaan yang terkandung di dalam Pancasila harus diimplementasikan dalam setiap upaya pemberantasan pandemi Covid-19.
"Secara sederhana, kebersamaan yang telah banyak dilakukan oleh komponen masyarakat untuk saling berbagi kepada sesama, merupakan bagian dari implementasi nilai Pancasila itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Bawayasa menjelaskan, sebagai dasar negara Indonesia maka Pancasila harus selalu diperkenalkan dengan cara-cara yang kontekstual.
Hal ini dimaksudkan agar Pancasila lebih akseptabel, sehingga nilai-nilai itu terus hidup di tengah masyarakat, khususnya di kalangan milenial yang sangat terbuka pada tehnologi informasi.
“Pancasila tidak bisa hanya diajarkan sebagai pengetahuan dan idiologi saja, tetapi mesti dihidupkan dengan praktik-praktik keteladanan yang nyata. Sehingga saat di tengah arus revolusi industri 4.0 pun, nilai-nilai Pancasila selalu relevan, demikian pula di masa yang akan datang," ujar Bawayasa.
Dalam webinar yang digagas FA KMHDI tersebut akan dihadirkan pembicara tingkat nasional seperti Dr. Dewa Gede Palguna, SH., MH yang juga Alumni & Dewan Pembina FA-KMHDI, yang juga Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi.
Baca: Jokowi Minta Pembangunan SDM Unggul Harus Memiliki Nilai Budaya dan Pancasila
Selain itu ada juga nama Drs. HA. Muqowam, Ketua PB IKA PMII; Dr. Ahmad Basarah, Ketua PA GMNI yang juga Wakil Ketua MPR RI; serta Dwi Rubiyanti Kholifah, Sekjen The Asian Muslim Action Network.
Sedangkan moderator dalam webinar itu adalah Dr. Wajan Jondra, Dewan Pertimbangan FA-KMHDI.