Persiapan harus matang, karena mengutamakan faktor kesehatan para jemaah.
"Karena menghindari timbulnya masalah baru, karena covid itu menyebarnya di kerumunan orang. Istiqlal itu bisa 5.000-7.000 jemaah per hari. Salat jumat bisa 15.000 rata-rata," imbuh Abu.
Namun, Abu menerangkan, kapasitas Masjid Istiqlal bisa menampung 200.000 lebih jemaah. Sehingga bisa menerapkan physical distancing atau jaga jarak antar jemaah saat melaksanakan ibadah.
"Jadi tidak perlu ada gelombang 1 atau gelombang 2," sambungnya.
Persiapan-persiapan pun mulai dilakukan.
"Sudah persiapan tanda silang. Alat suhu tubuh, disinfektan, penyemprotan berkala tiga kali seminggu. Minggu kemarin penyemprotan besar-besaran dari Dinas Damkar," ucapnya.
Diminta Pulang
Ketua Umum Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA), Muhammad Husein mengatakan, Masjid Cut Meutia telah menyelenggarakan Salat Jumat berjemaah untuk pertama kalinya, saat masa PSBB transisi.
"Baru pertama kali buka agak kewalahan sebetulnya, kewalahan itu kita terbiasa masuk masjid langsung
masuk ini kan' tidak," ucapnya kepada Tribun.
Persiapan-persiapan seperti menerapkan jaga jarak satu meter saat melaksanakan salat berjemaah pun
dilakukan.
Namun, jemaah tetap memadati Masjid Cut Meutia sampai area luar.
"Jemaah tertib, meski agak kewalahan, ada pengecekan suhu, penyemprotan disinfektan, dan cuci tangan. Pas pertama cek suhu, cuci tangan, ketika masuk ke dalam disemprot disinfektan atau diminta
menggunakan hand sanitizer," ujar Husein.
Meski begitu, pengurus Masjid Cut Meutia tetap bersyukur karena jemaah dapat mengikuti protokol kesehatan sebelum masuk ke dalam masjid.
"Jemaah tidak mengeluh, berbaris rapih, jaga jarak. Saat Salat Jumat sangat membludak jemaah, kita
petugas tidak menunggu tapi kita samperin langsung jadi pas berbaris, kita berjalan," imbuh Husein.