Membludaknya jemaah, membuat petugas yang berjaga di depan pintu masuk menghampiri satu per satu jemaah, untuk mempercepat arus masuk ke dalam masjid.
Tak sedikit di antara para jemaah yang memiliki suhu tubuh di atas normal.
"Banyak juga suhunya melebihi rata-rata. Entah itu dia kepanasan menunggu antrean atau kondisi tidak
fit. Misal pertama di atas 37,5, untuk memastikan lagi kita cek lagi. Kalau tidak turun dan tetap sama kita anjurkan mungkin bisa salat di rumah dulu," imbuh Husein.
Namun, pengurus masjid bersyukur para jemaah tak ada yang komplain ketika diimbau agar melaksanakan salat di rumah, lantaran suhu mereka di atas normal.
"Para jemaah yang ketika dicek suhu melebihi rata-rata tidak komplain. 'Oke siap saya keluar barisan
dulu'. Ini masyarakat mendukung adanya pengecekan salat berjemaah di masjid," ujar Husein.
Pengurus masjid tetap menganjurkan untuk memakai masker di area masjid.
Salat Jumat pertamakali di masa PSBB transisi, kata Husein, dilaksanakan cukup satu sesi. Jemaah pun padat, namun tetap jaga jarak.
Di area lapangan masjid juga diberikan tanda kotak-kotak.
Husein bercerita, awalnya Masjid Cut Meutia hanya memiliki tiga alat untuk cek suhu tubuh. Dan baru mendapat lima alat bantuan dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Awalnya kita cuma punya tiga. Kesulitan mencari itu, dan mau beli sangat mahal. Kita juga paham
masjid tidak buka untuk salat berjemaah dua bulan dan masjid tidak punya pemasukan. Alhamdulillah
ada tiga, lalu ditambah lima," ucap Husein.
Pengurus masjid bersyukur akhirnya bisa menyelenggarakan ibadah secara jemaah.
Meski tidak seperti biasa, yakni harus mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Alhamdulillah kita bisa kembali lagi ke masjid, walau tidak seperti biasa masuk ke dalam masjid tinggal
masuk. Ada protokol-protokol kesehatan, bukan untuk menyulitkan, tapi inilah bahasanya new normal,
mungkin sampai akhir tahun atau tahun depan," ucap Husein.
Pada dasarnya, kata Husein, agama Islam mewajibkan kita menjaga kebersihan.
Adanya covid, lanjut dia, sebagai peringatan untuk kita menjaga kebersihan. "Siapapun orangnya, agamanya, mungkin kemarin kita belum sadar hal-hal itu," tuturnya. (deni/tribunnetwork/cep)