"Kemudian ketika mendengarkan dakwaan yang dibacakan, dakwaannya membuat seolah-olah airnya air aki, seolah-olah hanya dilakukan oleh dua orang, seolah-olah luka pada saya adalah luka yang bukan luka serius."
"Dari hal begitu saya melihat loh kok sudah seperti itu kesimpulan yang dibuat."
Menurutnya penyidik harus melihat dua kemungkinan alasan terdakwa menyerahkan diri.
"Apakah dia datang itu karena keinsafan mengakui perbuatan atau memang dia disuruh oleh seseorang untuk mengakui, pasang badan, menutupi peran orang lain dengan sejumlah imbalan."
"Kan dua itu bisa, harus dipikirkan kritis," ujar Novel.
Ditanya tentang keyakinannya bahwa kedua terdakwa saat ini hanyalah joki, Novel beranggapan demikian karena sejumlah bukti yang tidak jelas.
"Seharusnya saya harus berpikir positif ya, tapi melihat bukti-bukti semakin tidak jelas, semakin prosesnya kemudian biasnya terlalu jauh, apalagi jaksa menuntut 1 tahun."
"Semakin saya kira, udah deh kalau jaksa nggak yakin kalau buktinya enggak ada daripada nanti orang dipaksa-paksakan dengan bukti mengada-ngada, lebih bagus dilepas," kata Novel.
Baca: Bintang Emon Diserang karena Kritisi Kasus Novel, Pegiat Medsos Temukan Ada 3 Akun Gaya Robot
Baca: Haris Azhar Beberkan Sejumlah Fakta yang Tak Ada di Persidangan Kasus Novel Baswedan
Menurutnya bila terdakwa hanya sosok yang dihukum karena suatu paksaan, itu akan menyebabkan penyimpangan yang lebih jauh.
"Daripada orang yang kemudian dipaksakan, dikondisikan faktanya seolah-olah seperti itu terus dihukum, justru malah penyimpangan yang terlalu jauh nanti," tegasnya.
Selain itu Novel juga bercerita tentang saksi kunci yang tidak dihadirkan dalam persidangan.
Saksi tersebut mengetahui ada seseorang yang mengintai rumah Novel, berinteraksi, dan bahkan sempat difoto.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)