TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menipisnya stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) menjadi satu kekhawatiran sendiri di tengah pandemi Covid-19.
Tidak sedikit orang merasa khawatir tertular Covid-19 saat mendonorkan darahnya.
Padahal stok donor darah sangat diperlukan di semua fasilitas kesehatan untuk membantu pasien yang membutuhkan.
Terlebih sekarang ini, demam berdarah dengue (DBD) juga mengancam masyarakat Tanah Air.
Pengurus bidang donor darah PMI Pusat dr. Linda Lukitari Waseso mengungkapkan, di beberapa daerah yang terdampak Covid-19 terdapat penurunan jumlah stok darah.
Data yang dihimpun PMI, hingga saat ini penurunan stok darah sekira 10-20%.
Baca: PMI Terima Bantuan APD untuk Tenaga Medis
"Biasanya ketersediaan bisa untuk 4 hari. Saat ini hanya untuk 2 hari, sementara ketersediaan kurang di golongan darah AB, A dan komponen darah tertentu," ucap Linda dalam keterangannya akhir pekan lalu.
Linda menyebut, saat ini darah masih diperlukan untuk terapi berbagai penyakit, mulai dari yang membutuhkan darah rutin, seperti thalassemia, penyakit kanker sampai yang tidak rutin seperti DBD, trauma.
Ada berbagai upaya yang dilakukan PMI untuk mempertahankan ketersediaan stok darah di masa PSBB. "Kami menjemput bola bersama komunitas yang biasa melakukan donor darah secara rutin banyak dibantu oleh TNi, POLRI, ASN," tuturnya.
Dokter Linda juga menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan stok darah. Menurutnya, penurunan stok darah ini juga diikuti dengan penurunan kebutuhan darah, karena penundaan operasi elektif yang membutuhkan darah.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI - Mengenal Dislipidemia, Kandungan Kadar Lemak dalam Darah
Nah, kata Dokter Linda, salah satu yang tak bisa dipungkiri adalah ketakutan seseorang terkena Covid-19. Namun menurutnya, kekhawatiran yang muncul pada benak seseorang yaitu takut untuk bepergian dan berkumpul di suatu tempat.
"Untuk pelaksanaan donor darahnya sendiri, masih bisa dikatakan aman," jelasnya.
Diyakini Dokter Linda, sampai saat ini, belum ada laporan terkait penularan Covid-19, baik saat pelaksanaan donor darah atau pada saat pelaksanaan transfusi. Karena PMI sudah membuat protokol kesehatan terkait pelaksanaan donor darah di masa pandemi Covid-19.
Yakni dimulai dari pemeriksaan suhu sebelum donor, wawancara terkait kemungkin tertular Covid-19, pemeriksaan fisik sederhana dan berbagai proses pendukung lain. Seperti pelaksanaan penyemprotan desinfektan secara berkala.
Sementara itu, mewakili tokoh masyarakat, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan, untuk menambah stok darah, PMI harus proaktif untuk mendatangi dan mampu memberikan rasa aman kepada para pendonor.
Baca: Kepincut Rumah Mewah Pilihan Baim Wong, Paula Mendadak Syok Lihat Ini : Kayak di Pengabdi Setan
Abbas pun mengimbau agar masyarakat saling membantu untuk jadi pendonor.
"Sehubungan dengan berkurangnya stock darah di PMI, maka kita menghimbau masyarakat untuk mau menjadi donor. Pihak pendonor tidak usah takut akan terkena Covid-19, karena pihak PMI sudah siap untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan protokol medis yang ada," terang Abbas.
Ketika protokol kesehatan dijalankan, menurut Abbas, sang donor sangat dijaga dan dipelihara keamanan dirinya dari risiko tertular virus corona. Abbas juga menjelaskan satu sisi imbauan donor dari dari perspektif agama.
"Dari perspektif agama ada satu hadis yang sangat perlu kita ketahui bahwa orang yang mau membantu dan mengeluarkan orang lain dari kesulitan, maka Allah telah berjanji akan memberikan kelapangan kepadanya, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat," pungkasnya.