*Ditjen PAS Langsung Lakukan Penelusuran
*Menkumham Duga Surya Anta Kecewa Asimilasi Ditolak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan tahanan politik Papua Surya Anta Ginting menceritakan kondisi overkapasitas rutan Klas I Salemba tempatnya pernah ditahan.
Hal ini disampaikan Surya Anta melalui akun Twitternya, @SuryaAnta pada Minggu (12/7) malam.
Menurut Surya Anta, Rutan Klas I Salemba berkapasitas 1.500 orang. Namun saat ia
dan teman-temannya tiba, rutan itu dihuni oleh sekitar 4.300 narapidana dan tahanan.
Dalam cuitannya, Surya juga mengunggah foto para tahanan yang tidur berjejalan di
lantai, beralas tikar atau kasur tipis.
Baca: Hampir Sepekan Hidup di Rutan Salemba, Apa Kabar Vicky Prasetyo?
Baca: 3 Pilot yang Ditangkap Polisi Karena Kasus Narkoba Mengaku Sudah 4 Tahun Konsumsi Sabu
Baca: Cerita Kelam Bandar Sabu Asal Aceh Faisal M Nur dan Istri yang Divonis Hukuman Mati
Tak hanya persoalan overkapasitas, dalam cerita yang dibagikannya di Twitter, Surya bercerita ia dan rekan-rekannya dipalak oleh tahanan lama.
Surya menyebut jika ia harus membayar Rp 1 juta agar bisa menjadi penghuni Lapak
Palembang. Sedangkan rekannya, Dano Tabun, dimintai Rp 3 juta untuk Lapak
Lampung.
"Akhirnya kami berlima bayar Rp 500 ribu setelah para tahanan lain tahu kalau kami ini
aktivis, bukan anak pejabat," cuit Surya.
Surya Anta juga bercerita pernah ditawari oleh penjual sabu keliling yang berlokasi di
lantai dua rutan.
Para tahanan lama itu, kata dia, kerap menjajakan barang dagangannya kepada tahanan baru.
Kuasa hukum Surya Anta, Suarbudaya Rahardian saat dihubungi membenarkan akun
tersebut adalah milik Surya Anta.
Dalam kicauan lanjutannnya, Surya juga mengungkapkan bahwa kondisi penampungan dalam rutan Salemba dalam kondisi tak layak.
Ia menjelaskan terdapat 410 tahanan yang dikumpulkan dalam satu ruangan
yang tak terlalu besar.